DPR tak Temukan Penyebab Kecelakaan Helikopter Basarnas

Antara/Anis Efizudin
Dua anggota SAR mengevakuasi serpihan helikopter Basarnas yang mengalami kecelakaan di gunung Butak Desa Canggal, Candiroto,Temanggung, Jateng, Rabu (5/7).
Rep: Dea Alvi Soraya Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Michael Wattimena menilai, tak ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan kecelakaan helikopter milik Basarnas di Temanggung, Jawa Tengah, Ahad (2/7) lalu. Menurutnya, dari segi cuaca, sumber daya manusia, dan kondisi helikopter dalam kondisi yang sempurna.

“Kami melihat hampir tidak ada celah yang menyebabkan kecelakaan helikopter itu. Semuanya memiliki kesempurnaan dalam pelaksanaan untuk penerbangan helikopter,” kata Michael melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (5/7).

Michael melihat helikopter dalam kondisi yang baik, mengingat kondisinya yang relatif baru. Helikopter yang baru dioperasikan pada 2015 lalu ini, kata Michael belum mencapai 600 jam terbang selama digunakan oleh Basarnas. Dari sisi SDM, dia mengaku tidak melihat hal-hal yang akan mengganggu pelaksanaan penerbangan helikopter itu.

“Dari sisi cuaca itu juga sangat mendukung, karena laporan dari BMKG, tidak melihat ada sebuah kecenderungan terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi menggangu penerbangan helikopter tersebut. Termasuk adanya semacam pemberian izin untuk dapat melakukan penerbangan ke Dieng,” ujar Michael.

Namun politisi Fraksi Partai Demokrat itu tak memungkiri, jika cuaca di daerah pegunungan, tak bisa diprediksi. Sehingga, hal ini yang harus diwaspadai oleh pesawat-pesawat yang melewati jalur pegunungan. Apalagi daerah Dieng memang kawasan pegunungan.

“Kami melihat jalur penerbangan ke Dieng, untuk penerbangan ke daerah pegunungan ini memang ini memiliki kondisi ekstrem, salah satunya cuaca. Kadang bisa juga tiba-tiba muncul cuaca yang tidak bisa diidentifikasi dan diprediksi sebelumnya. Inilah yang menjadi fenomena manakala kalau terjadi penerbangan ke wilayah pegunungan,” kata Michael.

Dalam kunjungan spesifik (kunspek) yang dipimpin Ketua Komisi V DPR Fary Djemi Francis itu, komisi perhubungan ini ingin menggali informasi mengenai kecelakaan helikopter Basarnas. Hadir dalam pertemuan itu pihak Basarnas, Air Nav Indonesia cabang Semarang, dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Michael menduga kondisi cuaca yang menyebabkan helikopter itu mengalami kecelakaan. Apalagi, helikopter itu terbang pada sore hari, sehingga cuaca sulit diprediksi. Agar hal ini tidak terjadi lagi, Michael dan komisi yang dipimpinnya, berkomitmen untuk meningkatkan anggaran yang terkait dengan program keamanan dan keselamatan penerbangan. Sehingga, kejadian-kejadian yang tidak diinginkan, dapat diminimalisir.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler