Israel Kecewa AS Temui Hamas, Boehler: Kami Bukan Israel, AS Punya Kepentingan Sendiri

Amerika mungkin akan temui Hamas lagi di kesempatan lain.

AP
Adam S Boehler (Kiri)
Rep: Kamran Dikarma Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski Israel menyayangkan manuver politik Amerika yang beraani menemui Hamas, pihak 'Paman Sam' tak ambil pusing keluhan negara zionis tersebut. Amerika sebagai negara superpower memiliki strategi tersendiri dengan memainkan peranannya di tengah bakuhantam Israel melawan Hamas dan pihak lain.

Baca Juga


Selama ini Hamas sudah kooperatif terhadap Israel. Sandera sudah diberikan kepada pihak Israel baik yang mati karena dibunuh Israel sendiri, maupun yang masih hidup. 

Namun itikad baik Hamas justru disikapi berbeda oleh pihak Israel. Negara zionis itu justru mengancam Gaza berada dalam kelaparan dan bencana kemanusiaan karena mereka negara Yahudi itu tidak mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk. Bahkan kini mengancam akan memutus aliran listrik ke sana.

Utusan Presiden AS Donald Trump untuk urusan sandera, Adam Boehler, mengatakan pada hari Minggu bahwa pertemuan AS dengan Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) mengenai pembebasan sandera yang ditawan di Gaza "sangat membantu."

Boehler tidak menutup kemungkinan diadakannya pertemuan tambahan dengan Hamas.

Menurut Reuters, Boehler mengatakan bahwa pertemuannya dengan para pemimpin Hamas dalam beberapa hari terakhir ditujukan untuk menentukan tujuan akhir gerakan itu, yakni mengakhiri pertempuran.

"Saya pikir itu adalah pertemuan yang sangat bermanfaat," kata Boehler dalam wawancara dengan "State of the Union" di CNN. “Sangat membantu untuk mendengar tanggapan satu sama lain.”

 

Ia mengatakan ia memahami "kekecewaan dan kekhawatiran yang diungkapkan oleh pejabat Israel Ron Dermer tentang kontak langsung dengan Hamas," tetapi menekankan bahwa ia memiliki "tujuan yang jelas" dalam pembicaraannya.

"Kami adalah Amerika Serikat," tambahnya. Kami bukan agen Israel... Kami memiliki kepentingan khusus dalam permainan ini, dan kami berkomunikasi bolak-balik... Yang ingin saya capai adalah memulai beberapa negosiasi yang masih dalam tahap yang sangat rapuh. Saya ingin bertanya kepada Hamas: Apa tujuan yang ingin Anda capai?

Diskusi antara Boehler dan Hamas bertentangan dengan kebijakan Washington selama puluhan tahun yang menentang negosiasi dengan kelompok yang digolongkan Amerika Serikat sebagai organisasi teroris.

 

Utusan AS akan tiba di wilayah tersebut minggu ini untuk melanjutkan pembicaraan gencatan senjata di Gaza.

Boehler mengatakan ia yakin sesuatu dapat dilakukan terhadap para sandera yang disandera di Gaza dalam waktu beberapa minggu, tanpa menjelaskan lebih lanjut. Ia mengatakan, ia yakin akan tercapainya kesepakatan yang memungkinkan pembebasan semua sandera, bukan hanya warga Amerika yang ditawan di Jalur Gaza.

Dalam konteks terpisah, ia mengatakan bahwa ia tidak tahu apakah jurnalis Amerika Austin Tice masih hidup di Suriah atau tidak.

"Saya akan pergi ke Suriah dan akan berusaha sebaik mungkin untuk mencari tahu," kata Buhler. Jika ada, saya akan mengirimnya kembali ke negaranya.”

Putus aliran listrik

Menteri Energi Israel Eli Cohen mengatakan dia telah mengeluarkan perintah penghentian pasokan listrik ke Jalur Gaza. Instruksi tersebut muncul sepekan pasca Israel memblokir semua suplai bantuan ke Gaza. 
 
"Saya baru saja menandatangani perintah untuk segera menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza," kata Cohen dalam sebuah pernyataan video yang dirilis Ahad (9/3/2025), dikutip laman Al Arabiya. 
 
Dia mengisyaratkan bahwa langkah itu diambil sebagai upaya menekan Hamas agar membebaskan warga Israel yang masih disandera di Gaza. "Kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki untuk membawa kembali para sandera dan memastikan bahwa Hamas tidak lagi berada di Gaza sehari setelah perang," ujarnya. 

Pada Sabtu (8/3/2025) lalu, Hamas mengecam tindakan Israel memblokade distribusi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hamas menuding Israel telah melakukan kejahatan perang karena memberlakukan hukuman kolektif atau tak pandang bulu terhadap warga Gaza. 
 
Sehari sebelumnya, Hamas menyampaikan telah mengutus delegasi ke Kairo, Mesir. Delegasi tersebut ditugaskan untuk mendiskusikan kelanjutan gencatan senjata di Jalur Gaza yang dinilai semakin rapuh. 
 
"Delegasi tersebut akan bertemu dengan pejabat Mesir pada hari Sabtu untuk membahas perkembangan terbaru, menilai kemajuan dalam penerapan perjanjian gencatan senjata, dan membahas masalah yang terkait dengan peluncuran fase kedua dari kesepakatan tersebut," kata seorang pejabat Hamas. 
 
Dia menambahkan, delegasi Hamas akan meminta Mesir, yang selama ini berperan sebagai mediator dalam negosiasi gencatan senjata, untuk mendesak Israel mematuhi kesepakatan penghentian pertempuran. Kairo pun akan didorong memulai negosiasi fase kedua gencatan senjata di Gaza. 
 

"(Kami) mengupayakan perjanjian komprehensif yang memastikan gencatan senjata permanen dan lengkap," ujar pejabat Hamas tersebut. 
 
Hamas dan Israel sudah melaksanakan gencatan senjata sejak 19 Januari 2025. Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas bakal berlangsung selama 90 hari. Jika kesepakatan berjalan mulus, Israel bakal mundur sepenuhnya dari Gaza dan Hamas akan membebaskan semua warga Israel yang menjadi tawanan. Jasad dari tawanan yang terbunuh akibat serangan Israel juga bakal dikembalikan. 
 
Fase pertama gencatan senjata telah berakhir pada 1 Maret 2025 lalu. Sejak itu, Israel memberlakukan blokade total pada semua barang yang memasuki Gaza. Tel Aviv pun menuntut Hamas membebaskan sandera yang tersisa tanpa memulai negosiasi untuk mengakhiri perang.
 
Israel mengatakan ingin memperpanjang fase pertama gencatan senjata hingga pertengahan April. Sementara Hamas bersikeras agar gencatan senjata beralih ke fase kedua yang seharusnya mengarah pada akhir perang secara permanen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler