Imam Suroso Sosialisasikan Perlindungan Pekerja Migran

Dia mengapresiasi sosialisasi sebab kesempatan kerja di Pati sangat terbatas.

DPR
Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso.
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Imam Suroso dalam mengisi kegiatan masa resesnya menggelar Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kecamatan Gembong, Pati Jawa Tengah Rabu (9/5).

Acara yang bertema Peluang Kerja Luar Negeri dan Migrasi Aman ini diikuti oleh sekitar 200 calon TKI, mantan TKI dan keluarga TKI menghadirkan pejabat BNP2TKI, APJATI Jateng, Kemnakertrans Provinsi Jateng serta Camat Gembong Cipto Mangun Oneng.

Dalam kesempatan ini dia mengapresiasi sosialisasi sebab kesempatan kerja di Pati sangat terbatas sehingga akan membuka peluang angkatan kerja yang akan terus meningkat. Dia juga sepakat, dengan sosialisasi, maka mantan TKI dari Jepang maupun Korea bisa membuka usaha atau berwirausaha yang membuka lapangan usaha di Tanah Air.

Sedangkan Imam Suroso berharap dengan sosialisasi bertema Peluang kerja LN dan migrasi aman maka dampak negatif seperti penipuan, TKI tak dibayar sampai bertindak kriminal dengan hukuman mati bisa dicegah. "Intinya kita ingin pengiriman TKI bisa berdampak positif bagi peningkatan devisa, peningkatan kesejahteraaan masyarakat tanpa ada hal-hal yang merugikan TKI," kata politikus PDI Perjuangan ini.

Kepedulian Wakil Rakyat yang akrab dipanggil Mbah Roso ini kepada pekerja migran tidak hanya ditunjukkan dalam kata-kata, tapi kerja nyata. Ketika ada TKI yang diancam hukuman mati baik dalam kasus kriminal maupun narkoba dia langsung bertindak. Bekerja sama dengan Kemenlu, BNP2TKI akhirnya bisa dibebaskan.

Selaku anggota DPR yang mempunyai tugas legislasi, pengawasan dan anggaran selalu memperjuangkan pekerja migran. Seperti anggaran BNP2TKI tahun lalu Rp 300 miliar maka tahun ini meningkat menjadi Rp 400 miliar. "Ini akan kita kawal kita awasi supaya makin maju untuk kepentingan rakyat," jelasnya.

Kepedulian lainnya kepada peningkatan kesejahteraan pekerja migran juga ditunjukkan selama sehari penuh mengunjungi mitra kerja binaan mantan TKI di Malaysia dan Korea yang sukses berwirausaha dan membuka lapangan kerja di desanya.

Bang Udin yang membuka usaha jamur kini beromset Rp 30 juta perbulannya dengan tenaga kerja 25 orang. Kemudian yang cukup fantastis Hadi, mantan TKI di Korsel ini memiliki peternakan ayam yang cukup besar dengan 47 kandang menyerap ratusan pekerja dan omzetnya mencapai miliaran rupiah.

"Ini beberapa contoh pembinaan pekerja migran yang sukses. Obsesi saya program ini ditingkatkan sehingga kita tak perlu kirim TKI keluar negeri. Mantan TKI bisa berwirausaha membantu angkatan kerja akan terus bertambah," kata Mbah Roso.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler