Menhub Sebut Angka Fantastis Pemudik Lebaran, Begini Penjelasannya
Pemudik lebaran mencapai angka ratusan juta.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menyampaikan pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi mitigasi guna mengantisipasi lonjakan jumlah pemudik pada Angkutan Lebaran 2025. Hal ini disampaikan Menhub Dudy pada saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (11/3/2025).
“Mempelajari pola Angkutan Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya dan dalam rangka mempersiapkan Angkutan Lebaran 2025, Kementerian Perhubungan telah menyusun isu strategis dan rencana operasionalisasi atau mitigasi Angkutan Lebaran 2025," ujar Menhub.
Menhub menegaskan keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran transportasi selama periode Angkutan Lebaran 2025, menjadi prioritas utama Kemenhub. Dudy berkomitmen memastikan penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2025 berlangsung dengan aman, nyaman, selamat, dan terkendali.
"Sinergi dengan berbagai pihak terus kami lakukan guna mengoptimalkan kesiapan sarana dan prasarana transportasi, meningkatkan koordinasi lintas sektor, serta mengantisipasi segala potensi kendala di lapangan,” lanjut Dudy.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi, ucap Dudy, potensi pergerakan masyarakat selama libur Lebaran 2025 diprediksi mencapai 146,48 juta orang, atau sekitar 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025, sedangkan puncak arus balik diprediksi terjadi pada H+5 atau 6 April 2025.
Dudy memerinci sebaran daerah asal pemudik terbesar yaitu Jawa Barat 30,9 juta orang (21,1 persen), Jawa Timur 26,4 juta orang (18 persen) dan Jawa Tengah 23,3 juta orang (15,9 persen). Sedangkan daerah tujuan utama pemudik yaitu Jawa Tengah 36,6 juta orang (25 persen), Jawa Timur 27,4 juta orang (18,7 persen) dan Jawa Barat 22,1 juta orang (15,1 persen).
Kemenhub, ucap Dudy, menerapkan strategi mitigasi melalui pembatasan angkutan barang, melakukan pemeriksaan keamanan dan keselamatan atau rampcheck, penyediaan Delaying System dan Buffer Zone pada akses menuju pelabuhan, dan pemberlakuan rekayasa lalu lintas (Contra Flow, One Way, dsb) yang akan dilakukan bersama Korlantas untuk angkutan darat. Kemudian, pemeriksaan kelaiklautan kapal, pemberlakuan rekayasa rute sesuai kebutuhan, serta penyiapan kapal navigasi dan kapal patroli untuk tanggap darurat pada angkutan laut.
"Pemenuhan aspek safety dan security penerbangan, operasional bandara selama 24 jam pada masa Angleb 2025, dan antisipasi kondisi kahar atau darurat lainnya, (terdapat sebanyak 37 bandara dioperasionalkan selama 24 jam) di angkutan udara," kata Dudy.
Sedangkan pada angkutan kereta api, Kemenhub memastikan keamanan dan keselamatan sarana kereta api atau rampcheck, Penyelenggaraan Daerah Pemantauan Khusus (DAPSUS) beserta personil dan sarana, Kesiapan Alat Material untuk Siaga (AMUS) pada beberapa titik, dan penyiagaan personel Kemenhub pada perlintasan sebidang yang rawan. Dudy memastikan kesiapan sarana dan prasarana transportasi untuk Angkutan Lebaran 2025 dengan total sebanyak 34.364 sarana dan 511 prasarana termasuk jaringan jalur perkeretaapian.
Kesiapan arus mudik
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Mohammad Syafii menegaskan pihaknya bersiaga dengan kekuatan personel secara penuh untuk menyambut kelancaran dan keselamatan masyarakat selama periode arus mudik-balik perjalanan libur Lebaran Idul Fitri 2025.
Dalam rapat kerja bersama anggota Komisi V DPR RI yang disiarkan secara daring di Jakarta, Selasa, Syafii mengatakan bahwa Basarnas mengefektifkan pelaksanaan Operasi Siaga SAR Khusus 2025 selama 22 hari, dimulai pada 21 Maret-11 April 2025.
“Demi meningkatkan respons Basarnas atas aduan atau kondisi yang membahayakan masyarakat selama arus mudik, total ada 2.749 personel yang diterjunkan di seluruh Indonesia,” katanya dalam rapat yang membahas persiapan infrastruktur dan transportasi mudik Lebaran Idul Fitri 2025.
Perwira bintang dua TNI Angkatan Udara ini memastikan bahwa seluruh peralatan dan perlengkapan, hingga alutsista SAR siap digunakan dalam operasi tersebut.
Masing-masing alutsista, seperti kapal SAR mulai dari kapal tingkat I-V disiagakan di setiap dermaga atau pelabuhan penyeberangan, kemudian helikopter di jalan dan bandara tol, termasuk juga kendaraan taktis lapangan di setiap destinasi wisata, seperti pegunungan dan pantai.
“Khusus helikopter ada tiga unit, untuk disiagakan mulai dari Bangka Belitung-Lampung, Banten, dan jalan tol trans Jawa. Ini dilakukan untuk mempercepat upaya evakuasi jika terjadi kecelakaan lalu lintas pelayaran kapal maupun kendaraan bermotor,” katanya.