Insiden Mako Brimob, Momentum Perbaiki Pengamanan

Napi dengan ideologi ekstrem, menurut Arief, harus mendapat pengamanan ekstra.

mpr
Anggota Komisi I DPR RI Arief Suditomo.
Rep: Febrian Fachri Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI Arief Suditomo mengatakan kejadian penyerangan dan penyanderaan yang dilakukan narapidana kasus terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok menjadi momentum memperbaiki standar di prosedur pengamanan napi yang punya latar belakang ideologi ekstrem.

Napi dengan ideologi ekstrem, menurut Arief, harus mendapat pengamanan ekstra ketat dibanding napi yang lain karena mereka berpotensi melakukan aksi kekerasan yang lebih besar. "Bagi saya ini adalah sebuah pelajaran sekaligus momentum. Segala hal terkait pengamanan napi ekstrem harus lebih ekstra ketat," kata Arief kepada Republika.co.id, Kamis (10/5).

Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jabar I itu menambahkan napi terorisme sudah tertanam ideologi ekstrem yang sulit untuk diubah. Untuk itu, penanganan terhadap napi seperti ini kata dia harus dibedakan.


(Warga Asrama Ungkap Detik-Detik Penyanderaan)

Program deradikalisasi, menurut Arief, juga perlu digencarkan karena ideologi yang masuk ke benak napi teroris dan berideologi ekstrem dan radikal ini bertentangan dengan Pancasila dan NKRI. Arief kemudian juga menanggapi mengenai ide pemindahan napi teroris di Mako Brimob ke Lapas Nusa Kambangan. Menurut Arief, tidak masalah napi teroris dipindahkan ke lapas yang mana, yang penting level pengamanannya harus beda dengan napi yang lain.

"Tak masalah mau di mana. Tapi mereka harus dapat pengawalan ekstra," ujar politikus Partai Hanura itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler