Wasit FIFA Senang Piala Dunia tanpa ‘Skandal’

Sistem video tayang ulang membantu mencapai akurasi keputusan hingga 99,3 persen.

AP/Dmitri Lovetsky
Seorang wasit mendemonstrasikan ruang operasi video fasilitas dari sistem Video Assistant Referee (VAR) yang akan diluncurkan untuk pertama kalinya selama Piala Dunia, di Pusat Penyiaran Internasional Piala Dunia 2018 di Moskow, Sabtu (9/6).
Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Bos perwasitan FIFA merayakan apa yang mereka sebut sebagai Piala Dunia tanpa skandal bagi para ofisial pertandingan. Sistem video tayang ulang telah membantu mencapai tingkat akurasi keputusan hingga 99,3 persen di babak penyisihan grup.


"Setelah 48 pertandingan, kami tidak menjumpai satu skandal pun, dan itu sangat penting," kata direktur wasit FIFA, Massimo Busacca, kepada wartawan, Jumat (30/6) waktu setempat.

Piala Dunia di Rusia merupakan yang pertama menggunakan Video Asisten Wasit (VAR) untuk memantau pertandingan di layar televisi dan berkomunikasi dengan ofisial di lapangan. VAR memeriksa keputusan yang berpotensi mengubah hasil pertandingan.

Jika pemain merasa wasit lapangan telah membuat keputusan yang salah maka mereka akan meminta wasit meninjau insiden tersebut di monitor di sisi lapangan.

Ketua Komite Wasit FIFA Pierluigi Collina mengatakan 95 persen dari keputusan awal yang diambil oleh wasit sudah benar. Angka itu telah dinaikkan menjadi 99,3 persen berkat intervensi VAR.

Dia mengatakan 335 keputusan telah diperiksa dalam 48 pertandingan penyisihan grup dan ada 17 ulasan VAR. Sebanyak 14 ulasan dilakukan di lapangan dan tiga oleh asisten VAR.

Namun, mantan wasit Piala Dunia asal Italia itu tidak akan mengomentari keputusan individu. Ini, misalnya, kegagalan untuk memberikan penalti kepada Serbia saat melawan Swiss ketika Aleksandar Mitrovic tampak ditahan oleh seorang pemain belakang.

"Sangat menarik bahwa Anda lebih tertarik pada 0,7 persen (keputusan salah) dan bukan 99,3 persen," katanya menjawab satu pertanyaan. "Saya pikir 99,3 persen (akurasi) adalah angka yang dapat diterima setelah 48 pertandingan ini."

 

sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler