Indonesia Tawarkan Green Projects untuk Luksemburg
Indonesia ingin menawarkan pendanaan green bonds untuk proyek hijau Indonesia.
REPUBLIKA.CO.ID, LUKSEMBURG — Indonesia menawarkan kerja sama untuk berbagai green projects kepada Luksemburg sebagai salah satu negara penting pusat keuangan Uni Eropa (UE).Tawaran tersebut disampaikan oleh Dubes RI untuk Belgia yang juga merangkap Luksemburg dan Uni Eropa, Yuri O. Thamrin dalam kegiatan ASEAN Day pada Rabu (3/3) di Kamar Dagang Luksemburg.
"Tidak hanya dengan Luksemburg, saya juga berkeinginan me-link-up pendanaan green bonds UE sebesar 80 miliar dolar AS untuk berbagai proyek hijau di Indonesia," ujar Dubes Yuri dalam rilis pers dari Sekretaris Pertama KBRI Brussels Dara Yusilawati kepada Republika.co.id, Rabu.
Menurut Dara, Dubes Yuri berharap publik Luksemburg serta UE memandang Indonesia sebagai mitra dagang dan investasi yang baik dan menguntungkan. Meskipun dunia sedang diguncang oleh penyebaran virus korona baru atau Covid-19 yang cukup menghawatirkan, termasuk di kawasan Eropa, kegiatan ASEAN Day cukup menarik kalangan bisnis di Luksemburg.
Sedikitnya 100 orang dari 60 perusahaan hadir dan membahas secara detail berbagai peluang baik investasi, perdagangan, juga peningkatan people to people contact. Menteri Negara Urusan Digitalisasi, Mr. Marc Hensen berkesempatan hadir dalam acara ini. Hansen mengajak ASEAN dan Luksemburg untuk menggali peluang kerja sama lebih jauh lagi. Salah satunya adalah dalam bidang information and communication technologies (ICT).
Menteri Hensen menyampaikan bahwa Luksemburg tengah menyiapkan inovasi baru selain bidang keuangan untuk menopang ekonominya. Luksemburg sedang menyiapkan diri sebagai salah satu pusat data dunia (a key hub for ICT).
Dengan Data Center yang dibangun di atas lahan 43 ribu hektar, Luksemburg menawarkan jasa menjadi pusat data dengan keamanan data, konektivitas yang terjamin dan infrastruktur yang memadai. Saat ini perusahaan-perusahaan besar seperti Google, RTL Group, SES, Amazon, Rakuten, ArcelorMittal, Husky, Ampacet sedang mempertimbangkan untuk membuka kantornya di Luksemburg.
"Kemampuan ini dapat dimanfaatkan negara-negara mitra," ujar Menteri Hensen. Tidak hanya Menteri Hensen, para Dubes negara-negara ASEAN juga berkesempatan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jean Asselborn dalam working lunch di tempat yang sama.
Dubes Yuri mengambil kesempatan ini untuk mencari dukungan Luksemburg di UE terkait sawit Indonesia yang berkelanjutan agar tetap mendapat akses ke pasar UE dan diperlakukan secara adil serta tidak didiskriminasi. Kepada Menlu Asselborn Dubes Yuri juga menyampaikan kesempatan kerja sama untuk berbagai green projects di Indonesia yang salah satunya bisa menggunakan mekanisme green bonds.
ASEAN Day tahun ini merupakan kegiatan kedua kalinya yang diselenggarakan bersama oleh Kamar Dagang Luksemburg, Kemenlu Luksemburg, dan ASEAN Brussels Committee (ABC). Banyaknya investor yang hadir dimanfaatkan Dubes Yuri untuk mengundang para pengusaha Luksemburg untuk hadir di Hannover Messe pada April 2020, dimana Indonesia akan menjadi partner country.