Begini Cara Otak Memahami Sebuah Lagu

Otak bagian kiri bertugas menangkap lirik, sementara otak kanan mengurusi melodi.

www.freepik.com
Musik (ilustrasi).
Rep: Santi Sopia Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, MONTREAL -- Lagu merupakan hasil perpaduan antara kata-kata dan musik. Saat lagu diperdengarkan, otak manusia dapat langsung memisahkan lirik lagu dari melodinya.

Kini, para ilmuwan menemukan cara kerja otak ketika memahami sebuah lagu. Sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti di McGill University melaporkan suara yang berasal dari lagu diproses secara bersamaan oleh dua area otak yang terpisah. Satu di otak bagian kiri dan satu di bagian kanan.

"Di sisi kiri Anda dapat memahami lirik bukan melodi, dan di sisi kanan sebaliknya," kata seorang profesor di Montreal Neurological Institute dikutip dari laman npr.org, baru-baru ini.

Seorang peneliti, Daniela Sammler, yang tidak terlibat dalam studi ini mengatakan temuan ini sekaligus menjelaskan studi sebelumnya yang kerap diamati dokter pada pasien strok selama beberapa dekade.

"Jika Anda memiliki strok di bagian kiri, maka lebih mungkin memiliki gangguan bahasa dibandingkan jika memiliki strok di belahan kanan," kata peniliti di bidang kognisi dan ilmu saraf di Max Planck Institute, Leipzig, Jerman, ini.

Kerusakan otak pada area tertentu di belahan kanan dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami musik. Studi menunjukkan otak mereka memecahkan sandi suara menggunakan dua bagian terpisah. Seseorang menilai seberapa cepat suara berfluktuasi seiring waktu. Yang lain, mendeteksi frekuensi dalam suara.

"Kami pikir, mungkin itulah yang dilakukan otak manusia juga," kata Zatorre.

Tim peneliti mendapat bantuan dari komposer dan penyanyi sopran. Mereka menciptakan banyak lagu akapela yang panjangnya hanya beberapa detik. Tim lantas menggunakan komputer untuk mengubah rekaman. Kadang-kadang mereka menghapus informasi tentang frekuensi suara.

Lagu-lagu lain diubah untuk menghapus informasi tentang bagaimana suara berubah dari waktu ke waktu. Itu terdengar seperti seseorang menyenandungkan nada daripada menyanyikan kata-kata.

"Anda masih bisa merasakan melodi tetapi Anda tidak bisa lagi mengatakan apa isi kalimatnya," kata Zatorre.

Tim meneliti bagaimana otak manusia memproses suara-suara yang ada dengan pemantau aktivitas otak. Ternyata, cara kerja otak manusia sama seperti burung penyanyi yang memisahkan unsur-unsur berkaitan dengan waktu dari suara dan frekuensi yang ada. Kemudian, memproses informasi menggunakan dua kelompok sel otak khusus yang berbeda.

Sebagai hasilnya, ketika mendengar lagu, tembang tersebut melibatkan kedua belahan otak dengan cara yang berbeda dari ucapan atau musik saja. "Itu mungkin mengapa (lagu) sangat menonjol dan sangat bermakna dalam budaya di seluruh dunia," kata Zatorre.




BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler