Dirut Garuda Yakin Penangguhan Umroh dari Saudi tak Lama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Utama PT Garuda Irfan Setiaputra yakin larangan umroh tidak akan ditutup sampai satu tahun oleh Pemerintah Saudi. Dia yakin Pemerintah Saudi sendiri sangat berkepentingan dengan aktivitas ibadah umroh dan haji yang dapat menggerakan ekonominya.
"Isu sampai satu tahun sangat tidak mungkin," kata Irfan saat meberikan sambutan pada acara manasik jamaah umrah PT Patuna Mekar Jaya belum lama ini.
Kemungkinan itu kata Irfan mengacu kepada berapa hal. Pertama, ia yakin pemerintah Arab bukan orang-orang yang tidak kompeten yang kemudian menggampangkan semua persoalan. Hal kedua ada aktivitas pergerakan ekonomi pada musim haji.
"Yang ketiga kita bisa membayangkan situasi ekonomi di Arab berapa puluh tahun lalu mungkin dengan harga minyak dan segala macam sementara bisa menutup satu tahun tapi hari ini dengan anda belanja di sana bayar pajak sudah membuktikan bahwa pemerintahan juga membutuhkan ini sebagai bagian dari pergerakan ekonominya," katanya.
Menurut Irfan jika kebijakan larangan umrah diberlakukan lama oleh Pemerintah Arab Saudi, maka dapat merugikan pihak kondisi ekonomi kerajaan Arab Saudi. Untuk Irfan memprediksi larangan umrah tidak akan lama. "Jadi terlalu lama di tutup juga tidak bagus buat Pemerintah Arab Saudi," katanya.
Untuk itu Irfan mengajak semua pihak berdoa agar masalah yang terjadi di Arab Saudi khususnya dunia atas virus corona ini bisa segera selesai. Sehingga umrah bisa dibuka kembali dalam waktu tidak lama lagi.
"ini yang kita harapkan sekali kita berdoa mudah-mudahan bapak dan ibu sekalian bisa bepergian menjalankan ibadah umur sesegera mungkin," katanya.
Saat ini kata dia pihak Pemerintah Arab Saudi sedang melakukan pelatihan dan uji coba terkait alat pencegahan virus corona. Irfan mengaku saat ini pihaknya sudah mendengar ada berapa daerah di Arab Saudi sudah dibuka umrah dalam negeri.
"Sudah dibuka umrah dalam negeri. Dan yang menggembirakan adalah harapannya bawah ini semua persiapan-persiapan yang dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi," katanya.
Menurut Irfan, apa yang dilakukan Arab Saudi saat ini memang membutuhkan waktu, agar pergerakan di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram tidak menularkan virus corona. Untuk itu pihak Saudi beberapa hari lalu melakukan strerilasi di area Kabah.
"Di Masjidil Haram ada beberapa video yang bersih dalam kita mungkin baru kali ini menyaksikan kosong sama sekali tidak ada jamaah yang mendekat ke Ka'bah," katanya.