Jubir: Ada Pasien Corona Belum Terlacak Sumber Penularannya

Otoritas kesehatan tetap melakukan pelacakan terhadap seluruh kemungkinan penularan.

Antara/Hafidz Mubarak
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (9/3/2020).(Antara/Hafidz Mubarak)
Rep: Sapto Andika Candra Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah kembali mengumumkan delapan orang tambahan pasien positif corona (Covid-19) di Indonesia. Artinya, per Selasa (11/3) ini, sudah ada 27 pasien positif Covid-19 yang dirawat di dalam negeri. Namun, ada satu pasien yakni pasien dengan nomor kasus 27 yang belum diketahui sumber penularannya. Hal itu berbeda dengan 26 kasus lain yang setidaknya bisa dilacak 'asal muasal' virus corona yang menginfeksi.

Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyampaikan, pasien kode 27 tersebut adalah seorang laki-laki, WNI, yang belum bisa diketahui sumber penularannya. Dari hasil penelusuran sementara, pasien nomor kasus 27 yang dalam kondisi stabil itu mengaku tidak baru saja pulang dari luar negeri. Pasien kasus 27 juga mengaku tidak tahu menahu bila pernah melakukan kontak dengan pasien positif corona lainnya.

"Kami menduga ini lokal transmission yang sedang kami tracking dari mana sumbernya. Karena bukan impor dan tidak jelas bagian dari klaster yang lain. Sementara belum jelas. Kami tanya apakah ada temannya yang sakit? Pasien ini masih belum jelas siapa temannya," kata Yuri di Kantor Presiden, Selasa (11/3).

Kendati begitu, Yuri menegaskan bahwa otoritas kesehatan tetap melakukan pelacakan terhadap seluruh kemungkinan yang ada. Petugas juga akan mencoba berkomunikasi dengan pasien 27 untuk memastikan apakah dirinya pernah kontak dengan 26 pasien positif lainnya.

"Siapa kira-kira orang-orang yang positif yang sudah ada ini, yang pernah menjadi akrab dengan dia atau pernah kontak dekat dengan dia. Saat ini kita masih memberikan tanda tanya lokal transmission nya dari mana. Ini yang menjadi bagian pekerjaan kita untuk telusuri," kata Yuri.

Menanggapi munculnya kasus transmisi lokal yang belum diketahui sumber penularannya, Yuri meminta masyarakat untuk mengenakan masker apabila dirasakan gejala batuk dan pilek. Hal itu, ujar Yuri, bertujuan mencegah droplet dari cairan yang keluar saat batuk dan bersin tidak menyebar ke berbagai tempat.

"Supaya pada saat dia batuk bersin, virus yang ada dalam tubuhnya apapun itu entah itu Covid-19 atau yang lainnya tidak tersebar. Edukasi kita adalah kembali lagi pada pola hidup bersih sehat. Ini saya minta menjadi sesuatu yang harus kita kedepankan dalam kaitan pengelolaan pencegahan penyakit covid ini," ujarnya.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler