Tentara IDF Mati-Cacat, 7 Oktober, Netanyahu dan Petinggi Militer Saling Menjatuhkan
Netanyahu terus mendapat kritikan karena gagal bebaskan sandera.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Meski terus menerus menyerang Gaza dan sejumlah negara lain, militer Israel terus mengalami kekurangan personel. Sebab banyak dari mereka mati di medan tempur.
Berdasarkan data resmi Pemerintah Israel, ada 646 tentara mereka mati akibat bertempur melawan sejumlah kelompok tempur, seperti di Gaza Palestina, Hizbullah Lebanon, dan serangan rudal jarak jauh Iran. Tak hanya itu, ada 70 ribu tentara Israel yang cacat permanen. Jumlah mereka yang cacat ini melampaui angka korban rakyat Palestina yang meninggal dunia sejumlah 46 ribu.
Dalam keadaan personel yang terus berkurang, ditambah performa militer Israel yang sudah habis-habisan, tapi gagal menguasai dan mengendalikan Gaza beserta Hamas, petinggi negara zionis itu malah melakukan tindakan kontraproduktif. Alih-alih berkonsolidasi menguatkan barisan, para elite negeri itu malah justru saling sindir dan menjatuhkan.
Berdasarkan pemberitaan al Mayadeen, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yisrael Katz menyindir dan menjatuhkan Kepala Staf Herzi Halevy. Mereka mendorong Halevi untuk mengundurkan diri, karena mereka tidak berani untuk melakukannya secara langsung.
Halevi belum lama ini memberikan pernyataan kepada media massa, meskipun sudah banyak tentara Israel wafat dan terluka, Israel akan tetap berada di Gaza. Mereka akan terus menembaki warga Palestina sampai Hamas membebaskan para sandera.
Jurnalis Layal Dafna mengatakan, “Untuk beberapa waktu kedepan, Netanyahu tidak menginginkan Daniel Hagari sebagai juru bicara tentara Israel, dan sekarang dia tidak ingin menjadi kepala staf di tempatnya.”
Analis militer Israel Nir Dvory berkata, “Ada konfrontasi yang berkembang di belakang layar dan muncul di luar negeri. Ada juga upaya untuk menunjukkan siapa pemimpin baru dalam lembaga keamanan, yaitu , Menteri Keamanan.”
Dufouri menyatakan keyakinannya bahwa langkah-langkah ini sangat buruk bagi Israel, dan tidak tepat pada saat ini. “Saya tidak mengerti di mana kedewasaan dan di mana tanggung jawab mereka terhadap apa yang terjadi di Gaza,” kata Dufouri.
November lalu, saluran Kan Israel melaporkan bahwa ada keinginan di kalangan politikus Israel untuk melihat Kepala Staf Angkatan Darat segera menanggalkan jabatannya. Netanyahu dan Katz ingin Halevy segera mengundurkan diri, setelah perang di Lebanon berakhir, dan penyelidikan terhadap 7 Oktober dipublikasikan.
Saluran tersebut juga mengindikasikan bahwa masalah ini didorong oleh tiga alasan: berakhirnya perang di Lebanon, investigasi yang akan dipublikasikan mengenai 7 Oktober, dan keinginan pemerintah saat ini untuk mengganti pemimpin lembaga keamanan dan militer, bukan hanya Kepala Staf.
Dalam konteks yang sama, situs Channel 14 Israel mengatakan sebelumnya bahwa Halevy “menunjukkan niatnya untuk mengundurkan diri dari jabatannya, setelah menyelesaikan penyelidikan atas peristiwa 7 Oktober, dalam sebuah surat kepada komandan tentara.”
Kepala staf tentara pendudukan menambahkan dalam suratnya: “Tidak seorang pun dari kami memiliki niat untuk mengabaikan penyelidikan mengenai tanggal 7 Oktober... Kami telah memilih untuk melakukan penyelidikan yang sulit, di tengah perang.”
Langgar perjanjian
Media Lebanon pada Rabu melaporkan sedikitnya enam pelanggaran yang dilakukan Israel terhadap perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon pada akhir November lalu.
Kantor berita negara, NNA, mengatakan tembakan dari tank Israel menghantam kediaman walikota Bin Jbeil di Lebanon selatan.
Tentara Israel yang dilengkapi dengan senapan mesin melancarkan operasi pencarian di Maroun El Ras di Lebanon selatan, kata lembaga penyiaran tersebut.
Kendaraan militer juga terlihat bergerak di pinggiran Maroun El Ras saat drone pengintai terbang di atas ruang udara Lebanon, kata NNA.
Menurut media Lebanon tersebut, pasukan tentara Israel menculik enam warga negara Suriah di kota Mess El Jabal sebelum membebaskan tiga dari mereka. Tiga warga Suriah yang dibebaskan kemudian dihentikan oleh agen intelijen Lebanon untuk diinterogasi.
Tentara Israel juga menembakkan dua bom suar di Aalma El Chaeb di Lebanon selatan pada fajar ketika kru pertahanan sipil Lebanon berupaya untuk mengambil jenazah beberapa orang yang tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan yang kemudian memaksa kru tersebut melarikan diri.
Pasukan tentara Israel juga melakukan ledakan besar di kota Mess El Jabal, kata media lokal.
Otoritas Lebanon telah melaporkan lebih dari 400 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, termasuk kematian 32 orang dan luka-luka pada 39 orang lainnya, sejak kesepakatan tersebut mulai berlaku pada 27 November.
Perjanjian gencatan senjata tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran selama 14 bulan antara tentara Israel dan kelompok Hezbollah sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diwajibkan untuk menarik pasukannya ke selatan Garis Biru – sebuah perbatasan de facto – secara bertahap, sementara tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Data dari Kementerian Kesehatan Lebanon menunjukkan bahwa sejak serangan Israel terhadap Lebanon dimulai pada 8 Oktober 2023, setidaknya 4.063 orang telah tewas, termasuk perempuan, anak-anak, dan pekerja kesehatan, sementara 16.664 lainnya terluka.
- Palestina
- gaza
- israel
- tel aviv
- netanyahu
- amerika serikat
- operasi badai al aqsa
- thufan al aqsa
- two state solution israel dan palestina
- solusi dua negara palestina dan israel
- perdamaian di palestina
- hamas
- hizbullah
- IDF
- israel defense force
- bantuan untuk palestina
- bantuan untuk gaza
- bantuan kemanusiaan
- bantu palestina