RS Unair Siapkan SDM Khusus untuk Pasien Corona
Sampai kini, terdapat 20 orang yang memeriksakan diri secara mandiri ke RS Unair.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Direktur Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Nasronudin mengaku, rumah sakit yang dipimpinnya telah menyiapkan SDM khusus untuk perawatan pasien suspect corona. RSUA juga diakuinya telah menyiapkan fasilitas kepada masyarakat yang memerlukan layanan melalui poli khusus, yang letaknya berada di samping IGD.
"Di poli khusus itulah, nantinya masyarakat akan di-screening guna menentukan status apakah ada masyarakat yang masuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP)," kata Nasronudin di Surabaya, Ahad (15/3).
Nasronudin melanjutkan, untuk melihat hasilnya, kalau ada infeksi paru berat maka pasien bisa langsung masuk (PDP) dan harus dimasukkan ruang isolasi. Kalau hasilnya negatif, pasien akan ditawarkan bisa di observasi di rumah atau di rumah sakit sambil menunggu hasil pemeriksaan lab lainnya.
Sampai saat ini, kata dia, terdapat 20 orang yang memeriksakan diri secara mandiri. "Kepanikan serta kegaduhan biasanya dikarenakan kurangnya informasi di masyarakat. Ketenangan dan proteksi terhadap diri sendiri menjadi kata kunci tidak tersebarnya virus corona ini," ujar Nasronudin.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan pemantauan langsung kesiapsiagaan petugas dan fasilitas Tropical Desease Center (TDC) atau Lembaga Penyakit Tropis (LPT) medis di RSUA tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk memastikan, pencegahan penyebaran virus corona di Jatim dapat tertangani oleh tim yang kompeten.
"Hadirnya TDC, menunjukkan bahwa Tim Unair sudah menunjukkan kelasnya yang diakui oleh dunia. Kami menyampaikan apresiasi atas prestasi tim TDC Unair ini," kata Khofifah.
Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih menyampaikan, sesuai dengan value dan komitmen kampus, dia mengaku senang dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam penanganan virus corona. Atas mandat yang diberikan Kemenkes, RSUA bersama ITD Unair akan berkolaborasi mengidentifikasi keberadaan virus corona.
"Dalam melakukan identifikasi virus corona hanya memerlukan waktu yang tidak lama," ujar Nasih.
Unair akan membuka peluang kerja sama seluas-luasnya jika ada universitas atau rumah sakit yang memiliki pasien yang masih dalam status suspect atau confirm untuk bisa dibawa ke RSUA melalui proses identifikasi atau deteksi virus corona. Sehingga, penyebaran virus corona bisa dicegah secepatnya.
Sejak kemunculannya di Indonesia, tes virus corona hanya bisa dilakukan di Balitbangkes Kemenkes. Kini, Presiden Joko Widodo memerintahkan tes pemeriksaan virus corona dapat dilakukan di luar lingkungan Kemenkes, termasuk salah satunya di Rumah Sakit Universitas Airlangga.