Corona dan Kesetiakawanan Sosial

Rajin menjaga wudhu sebagai bagian dari upaya mencegah penularan corona.

Republika.co.id
Selain menjaga wudhu, memperbanyak ibadah dan doa adalah upaya menjaga diri dari virus corona. (Republika.co.id)
Red: Heri ruslan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Irwan Kelana


Sebagai Muslim, kita diajarkan untuk selalu meletakkan setiap persoalan pada proporsinya. Corona jenis baru (Covid-19), seperti juga penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun penyebab lainnya, adalah takdir yang bisa menimpa siapa saja. Untuk itu, kita diperintahkan oleh Allah dan Rasul-nya untuk melakukan ikhtiar, doa dan tawakal semaksimal mungkin.

Wabah corona  bukan hanya tanggung jawab pemerintah (pusat maupun daerah), melainkan seluruh bangsa Indonesia. Termasuk di dalamnya kalangan tokoh agama, pendidik, politisi, pebinis, pengamat, media, komunitas, hingga keluarga. Semuanya harus bersama-sama dan bahu-membahu untuk dalam menghadapi wabah Covid-19 ini.

Pertama, lupakan perbedaan politik. Hentikan saling menyalahkan. Hentikan pula saling melempar komentar dan postingan nyinyir baik melalui media resmi maupun media sosial. 

Kedua, berikhitar menjaga kesehatan diri dan keluarga dengan sebaik mungkin. Ikuti protokol kesehatan yang disampaikan oleh pemerintah. Dengan berusaha menjaga kesehatan diri dan keluarga, berarti secara langsung maupun tidak langsung kita menghindarkan orang lain agar tidak terkena wabah Covid-19.

Nabi Muhammad menyuruh kita berikhtiar agar tidak terkena penyakit menular. “Larilah dari penyakit kusta seperti engkau lari dari dari singa” (HR Muslim: 5380). Para ulama menganjurkan agar kita rajin menjaga wudhu sebagai bagian dari upaya mencegah penularan corona.

Ketiga, memperbanyak ibadah dan doa. Jagalah  shalat fardhu dan pernyaklah shalat sunah. Sangat baik pula, kalau kita pun menunaikan puasa sunah. Di antara ibadah-ibadah yang kita lakukan, perbanyaklah doa kepada Allah. Mohon agar dijauhkan dan diselamatkan dari musibah penyakit korona. Doa tersebut bukan hanya dikhususkan untuk diri kita dan keluarga, akan tetapi juga untuk bangsa Indonesia secara keseluruhan. Nabi SAW menegaskan, “Doa adalah senjatanya orang beriman, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi" (HR Al Hakim).

Keempat, hari ini dan hari-hari ke depan, bangsa Indonesia – seperti juga bangsa-bangsa lainnya di dunia – kemungkinan besar akan menghadapi tantangan lebih besar di bidang ekonomi. Yang paling cepat terdampak terutama masyarakat kelas bawah. Saatnya kita sebagai sesama bangsa Indonesia memperkuat kesetiakawanan sosial. Saling membantu sebisa yang kita lakukan. Lebih perhatian kepada saudara, tetangga dan teman yang kekurangan. 

Allah SWT berfirman, “Berlomba-lombalah dalam kebaikan” (QS al-Baqarah: 148).  “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa.” (QS al-Maidah: 2) 

Inilah momentum terbaik untuk melaksanakan perintah Allah pada dua ayat tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler