Lebanon Nyatakan Status Darurat Corona

Saat ini Lebanon juga sedang didera krisis keuangan parah

Dalati Nohra/Lebanese government via AP
Presiden Lebanon Michel Aoun di istana kepresidenan di Baabda, timur Beirut, Lebanon, 24 Oktober 2019.(Dalati Nohra/Lebanese government via AP)
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Presiden Michel Aoun pada Ahad (15/3) menyatakan Lebanon dalam status darurat medis. Presiden Aoun juga meminta para pegawai untuk bekerja dari rumah saat negara tersebut meningkatkan langkah pencegahan penyebaran virus corona.

"Masing-masing dari kita diminta untuk melanjutkan pekerjaannya dari rumah, dalam cara yang dianggapnya tepat," kata Aoun saat rapat kabinet yang diharapkan menetapkan langkah-langkah untuk menangani wabah tersebut.

Lebanon, yang didera krisis keuangan parah, mengatakan jumlah kasus Covid-19 mencapai 99 kasus dengan tiga kematian. Pejabat kesehatan memperingatkan wabah yang semakin meluas dapat memperparah sumber daya medis Lebanon yang terbatas setelah mengalami kekurangan dolar selama sebulan yang menganggu pasokan.

Lebanon pekan lalu memerintahkan penutupan restoran dan tempat umum lainnya, serta menghentikan penerbangan ke banyak negara yang terinfeksi corona.

Dalam upaya mengurangi potensi penularan, pasukan keamanan disiagakan di jalan pinggir pantai Beirut guna membubarkan kerumunan yang sedang menikmati salah satu ruang publik kota tersebut.

Bank di Lebanon akan ditutup hingga 29 Maret, menurut media Lebanon, dua hari setelah bank sentral meminta bank komersial yang menerapkan kontrol modal yang ketat agar memprioritaskan mata uang keras untuk pasokan impor terkait corona.

Baca Juga


sumber : Antara/Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler