Kisah Prancis Gelar Pilkada Dit Tengah Wabahi Corona
Kisah Dari Prancis: Menggelar Pilkada Ditengah Epidemi Corona
Oleh: Dini Kusmana Massabuau, Jurnalis Indonesia Tinggal di Prancis
Ahad kemarin Prancis menggelar pilkada (pemilihan walikota) secara serentak. Tapi suami saya dan anakku yang memang warga Prancis tidak ikut pilkada.
Mengapa tak ikut? Karena mereka anggap tidak masuk akal pilkada tetap diadakan dalam situasi saat ini di mana virus Corona tengah menjadi ancaman. Padahal ada himbauan dari pemerintah Prancis sebelumnya misanya kudu harus berada di rumah. jaga jarak, dan lainnya. Namun, di pihak pihak lah kok pilkada tetap berjalan.
Bagi suami dan anak, apapun alasannya, biarpun tingkat higienis lebih diawasi buat suamiku tetap tidak tidak rasional. Tidak mau ikut memilih dalam pilkada wali kota kali ini.
Dan, kemarin juga para wakil dari partai-partai merasa kesal. Ini karena mereka anggap perintah Prancis kurang terbuka dengan mereka mengenai pilkada ini sesuai situasi yang ada saat ini.
Mereka menganggap Macron dan pemerintahannya kurang terbuka. Mereka minta agar mereka pun ikut dilibatkan dan mengambil keputusan bersama.
Pilkada wali kota ini jadi perdebatan hangat di Prancis. Apalagi menjelang hari 'H' karena situasi covid-19 di Prancis ini yang makin mencemaskan.
Tapi pemerintah merasa demokrasi harus dijaga, didukung, dan tetap dilaksanakan. Karena itu demi mendukung berjalannya demokrasi dibuat ketat persiapan dan tata cara pemilu dengan sangat meperhatikan sisi sanitasi.
Mengapa tak ikut? Karena mereka anggap tidak masuk akal pilkada tetap diadakan dalam situasi saat ini di mana virus Corona tengah menjadi ancaman. Padahal ada himbauan dari pemerintah Prancis sebelumnya misanya kudu harus berada di rumah. jaga jarak, dan lainnya. Namun, di pihak pihak lah kok pilkada tetap berjalan.
Bagi suami dan anak, apapun alasannya, biarpun tingkat higienis lebih diawasi buat suamiku tetap tidak tidak rasional. Tidak mau ikut memilih dalam pilkada wali kota kali ini.
Dan, kemarin juga para wakil dari partai-partai merasa kesal. Ini karena mereka anggap perintah Prancis kurang terbuka dengan mereka mengenai pilkada ini sesuai situasi yang ada saat ini.
Mereka menganggap Macron dan pemerintahannya kurang terbuka. Mereka minta agar mereka pun ikut dilibatkan dan mengambil keputusan bersama.
Pilkada wali kota ini jadi perdebatan hangat di Prancis. Apalagi menjelang hari 'H' karena situasi covid-19 di Prancis ini yang makin mencemaskan.
Tapi pemerintah merasa demokrasi harus dijaga, didukung, dan tetap dilaksanakan. Karena itu demi mendukung berjalannya demokrasi dibuat ketat persiapan dan tata cara pemilu dengan sangat meperhatikan sisi sanitasi.