Pasien dari Malaysia yang Diisolasi di Padang Meninggal

Seorang pasien dari Malaysia yang diisolasi di RSUP M Djamil Padang meninggal.

Dok Istimewa
Satu penumpang asal Malaysia dalam keadaan kurang sehat dan memiliki ciri-ciri suspect corona di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dievakuasi ke RSUP M Djamil Padang, Senin (16/3). )
Rep: Febrian Fachri Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP M Djamil Padang Gustafianof mengonfirmasikan meninggalnya seorang pasien yang pada Senin (16/3) pagi dirujuk oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang dari Bandara Internasional Minangkabau (BIM). Pasien tersebut meninggal Senin malam ini.
Gustafianov menyebut, diagnosis pasien tersebut karena ada penyakit lain terlepas dugaan mengidap Covid-19. Pasien tersebut dinyatakan mengalami penyakit ginjal.

"Pasien yang tadi tiba dari Malaysia meninggal. Kami sudah melakukan pelayanan sesuai standar, ditemukan penyakit lain yang mengarah ke ginjal," kata Gustafianov.

Menurut Gustafianov, pasien sudah dimandikan dan disholatkan. Malam ini juga pasien tersebut dikirimkan ke kampung halaman.

Baca Juga


Sebelum itu, menurut Gustafianov, RSUP M Djamil bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar telah mengambil sampel dari tenggorokan pasien.
Sampel tersebut sudah dikirimkan ke Laboratorium Kementerian Kesehatan RI di Jakarta untuk memastikan pasien negatif atau positif mengidap covid -19.

"Penyebab meninggal lebih berat karena riwayat penyakit yang lama, yakni ginjal," ujar Gustafianov.

Pasien tersebut merupakan penumpang pesawat Air Asia rute Kuala Lumpur-Padang. Almarhum dilarikan ke RSUP M Djamil Padang setibanya di Bandara Internasional Minangkabau karena mengalami sesak napas dan suhu badan mencapai 36,6 derajat Celsius.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II Yos Suwagiyono di Padang Pariaman, Senin, mengatakan penumpang tersebut baru dicurigai corona. Ia menegaskan bahwa untuk memastikan seseorang terpapar virus corona harus melalui cek laboratorium.

"Itu baru bisa dilakukan di Jakarta dan juga harus disampaikan resmi oleh pihak yang berkompeten," kata Yos.

Berdasarkan hasil laporan timnya di lapangan, Yos mengungkap bahwa penumpang dari Malaysia yang berjenis kelamin laki-laki tersebut melewati alat thermo scanner di area kedatangan internasional. Penumpang tersebut dalam keadaan sesak napas dan mengaku sudah mengalaminya selama tiga hari terakhir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler