Tingkat Kunjungan ke Kafe dan Restoran di Jawa Timur Turun
Tingkat kunjungan konsumen ke kafe dan restoran di Jawa Timur turun sejak pekan lalu.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur, Tjahjono Haryono mengakui, tingkat kunjungan konsumen ke kafe dan restoran yang berada di pusat perbelanjaan mengalami penurunan. Kondisi tersebut terjadi menyusul imbauan pemerintah terkait social distancing untuk menjegal penyebaran virus corona tipe baru.
"Tren tersebut terlihat sejak akhir pekan lalu," katanya.
Menurut Tjahjono, masyarakat kini tidak berani berada di keramaian demi meminimalisir penyebaran virus. Apkrindo Jatim mencatat rerata angka penurunannya sekitar 20-30 persen dibanding hari-hari biasa.
Tjahjono mensyukuri bahwa angka penurunan kafe dan restoran yang ada dalam mal tidak sedrastis seperti prediksi kebanyakan orang, yakni sampai 50 persen. Selain turunnya kunjungan, beberapa bahan baku industri kafe dan restoran di Surabaya juga sempat terganggu, seperti bawang bombai, bawang putih, dan aneka rempah-rempah seperti jahe dan lengkuas.
Menurut Tjahjono, harga bawang bombai pernah menyentuh Rp2 50 ribu/kg, padahal harga normalnya berada di kisaran Rp 60 ribu-Rp 70 ribu/kg. Kini, harganya mulai stabil.
"Harga bombai sudah di bawah Rp150 ribu/kg. Kami rasa soal bahan baku masih aman ya," jelasnya.
Apkrindo tetap mengimbau kepada para anggotanya untuk tetap menjaga kebersihan, melakukan pembersihan rutin di dalam restoran, baik saat akan operasional dan selesai operasional.
Sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Surabaya sepi pengunjung. Hal itu terjadi setelah pemerintah menganjurkan masyarakat agar menjauhi keramaian demi meminimalisir penyebaran virus corona tipe baru penyebab Covid-19.
Salah satu pusat perbenjaan yang terlihat sepi ialah Transmart Ngagel Surabaya. Pada Rabu, hanya sekitar 10-15 orang keluar-masuk di mal dua lantai tersebut.
Di beberapa sudut gedung disiapkan cairan pembersih tangan yang terletak di pintu masuk mal serta beberapa lokasi penjual untuk meningkatkan kebersihan tangan pengunjung.
"Sejak adanya imbauan untuk tidak berada di keramaian, mal ini sepi, tidak seramai sebelumnya, termasuk keberadaan lokasi parkir di sini," kata Siti Fadhila, salah satu penjaga parkir di mal tersebut.
Hal yang sama juga terjadi di Mal Plaza Surabaya, yang menjadi salah satu favorit warga Kota Pahlawan untuk berbelanja. Mal yang terletak di pusat kota ini selain menyiapkan cairan pembersih tangan di setiap pintu masuknya, juga memberi tanda jarak bagi pengunjung yang menaiki lift agar tidak berdekatan.
Tanda berbentuk kotak yang berada di dalam lift itu diberikan agar pengunjung yang menggunakan fasilitas tersebut tidak saling sentuh sebagai antisipasi penyebaran virus corona.