Universitas Brawijaya Produksi 600 Botol Hand Sanitizer

Hand sanitizer yang dubuat UB sesuai dengan standar WHO dan BPOM.

Republika/Abdan Syakura
Petugas keamanan membersihkan tangannya menggunakan cairan antiseptik (hand sanitizer) di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung, Jalan KH. Wahid Hasyim, Kota Bandung, Jumat (13/3).(Republika/Abdan Syakura)
Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG --  Cairan pembersih tangan (hand sanitizer) buatan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang pada beberapa pekan terakhir ini laris sejak isu virus corona merebak di Tanah Air. Manajer Produksi Institut Astiri (IA) Dr Sukardimengatakan pada awalnya produksi hanya 100-150 botol (40-60 ml) per hari. Kini produksinya meningkat menjadi 600 botol per hari.

"Kami sudah sekitar lima tahun lalu memproduksi pembersih tangan merk IA yang merupakan produk hasil riset tim IA UB," kata Sukardi.

Sukardi mengatakan pihaknya memproduksi cairan pembersih tangan tersebut hanya untuk memenuhi permintaan. Produksi cairna pembersih tangan ini tidak boleh berbisnis karena produk yang dihasilkan berasal dari dana inovasi.

Namun demikian, lanjutnya, ketika isu corona merebak, saat ini total permintaan mencapai 600 botol. Bahkan ditambah permintaan dari luar, yakni dari Badan Usaha Akademik (BUA) yang belum bisa dipenuhi.

"Untuk harga per liter (curah) kami banderol Rp 200 ribu-Rp 225 ribu, karena ada kenaikan harga bahan baku berupa aroma rhodinol hasil pemurnian minyak sereh wangi. Sementara untuk botol ukuran 40-50 ml seharga Rp 15 ribu per botol, 60-70 ml Rp 20 ribu, 100 ml Rp25 ribu dan sebaran target produksi hanya di lingkungan UB," paparnya.

Staf Pemasaran UB Forest, Deiga Ramadhan mengatakan pemasaran produk hanya untuk kalangan kampus, sesuai keterangan pada label. Produk ini dijual dengan kisaran harga Rp20 ribu per 60 ml. "Produksi hand sanitizer ini sebagai bentuk kampanye aksi kepedulian UB Forest terhadap virus corona," katanya.

Ia menambahkan cairan pembersih tangan produksi UB sudah dipastikan aman karena ukuran. Sebab, konsentrasi dan persentasenya sudah mengikuti standar formulasi yang ditetapkan WHO.

"Kami harap produk cairan pembersih tangan UB ini dapat bermanfaat bagi seluruh warga dan membantu dalam upaya pencegahan COVID-19 di lingkungan kampus dan sekitarnya," katanya.

Selain diproduksi unit-unit bisnis, beberapa fakultas di UB juga membuat hand sanitizer sendiri. Salah satunya adalah Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).

Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum dan Keuangan Dr Dodyk Pranowo mengemukakan pembuatan hand sanitizer tersebut menjadi bentuk pengabdian UB dan tidak untuk dikomersialkan.

"Hand sanitizer yang kita buat sudah sesuai dengan standar WHO dan BPOM. Semoga bisa memenuhi kebutuhan warga UB secara gratis," katanya.

Baca Juga


sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler