Agar Kesehatan tak Terganggu Selama Kerja dari Rumah

Tinggal di rumah terus menerus juga bisa berdampak pada kesehatan mental.

EPA
Bekerja dari rumah. ilustrasi (EPA)
Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski pemerintah telah mengimbau untuk tetap tinggal di rumah, bagi sebagian orang, tinggal di rumah bukan perkara yang mudah. Faktor ekonomi dan pekerjaan mengharuskan beberapa orang harus keluar rumah.

Hal itu bisa dipahami, bila harus meninggalkan rumah tetap jaga kebersihan, rajin cuci tangan, jaga jarak 1,5 meter, sebisa mungkin hindari kerumunan, gunakan masker jika sakit, jangan menyentuh area mata, hidung dan mulut.

Segera mandi setiba di rumah, sebelum menyentuh benda-benda dan keluarga. Tetap tinggal dirumah adalah pilihan paling aman saat ini, namun tinggal di rumah dengan ruang gerak terbatas dalam waktu lama dapat membuat seseorang cenderung malas bergerak dan bisa menimbulkan problem kesehatan akibat kurang gerak.

Tinggal di rumah terus menerus juga bisa berdampak pada kesehatan mental bagi anak-anak maupun orang dewasa. Masa social distancing membuat orang merasa penat dan merasa terkurung. Ditambah lagi dengan kecemasan akibat bombardir pemberitaan melalui media terkait ancaman virus Covid-19.
 
Dalam keterangan pers tertulis kepada Republika.co.id, Sabtu (21/3), Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) memandang hal ini merupakan problem kesehatan lain dampak dari virus Covid-19 yang juga harus diperhatikan. Berikut sejumlah rekomendasi IFI saat harus bekerja dari rumah.
 
Untuk menghindari problem kesehatan dampak dari himbauan tinggal di rumah, IFI menganjurkan masyarakat Indonesia untuk tetap melakukan aktivitas fisik atau gerak badan selama tinggal di rumah untuk menjaga kesehatan. 
 
IFI juga menginstruksikan kepada seluruh anggota untuk proaktif dalam menanggulangi dampak fisik dan psikis saat masa social distancing dengan edukasi gaya hidup aktif meski tinggal di rumah kepada masyarakat luas melalui berbagai media online.  
 
Banyak riset menunjukkan manfaat olahraga dan aktivitas fisik bagi kesehatan, antara lain meningkatkan kebugaran, mengurangi stress dan kecemasan, dan meningkatkan imunitas tubuh.
 
“Ikatan Fisioterapi Indonesia menganjurkan masyarakat untuk gerak badan level moderat di rumah dengan dosis 30 menit sehari, 3-5 kali sepekan,” ujar IFI dalam keterangan resminya.
 
Lebih lanjut, IFI mneyarankan para guru dan pendidik hendaknya juga memperhatikan dampak fisik dan psikis para siswa dan orang tua. Penugasan di rumah hendaknya tidak menambah beban psikis di masa social distancing ini.

"Berikan anjuran untuk melakukan gerak badan dan aktivitas fisik agar siswa tetap sehat dan bugar saat libur masa social distancing."
 
IFI juga mengimbau agar media cetak, elektronik dan digital turut mengkampanyekan pentingnya aktivitas fisik dan gerak badan untuk meningkatkan kebugaran, mengurangi stress dan kejenuhan, dan meningkatkan imunitas tubuh.


Baca Juga


Berikut ini adalah ide gerak badan dan aktifitas fisik yang bisa dilakukan di rumah di saat masa social distancing:

1. Jalan kaki keliling rumah adalah pilihan gerak tubuh yang paling murah. Jalan kaki bisa dilakukan oleh semua umur, termasuk bagi lansia. Untuk menambah keseruan, buatlah lomba jalan cepat dengan putra-putri anda yang sedang libur. 
 
2. Jika ingin gerak tubuh yang lebih menantang dari sekedar jalan, tangga di rumah juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan aktifitas fisik. Tapi ini tidak direkomendasikan bagi lansia, orang-orang dengan gangguan keseimbangan, dan anak-anak yang masih memerlukan pengawasan.

3. Saat social distancing, semua pertemuan fisik diganti dengan virtual, kita bisa memanfaatkan teknologi digital dengan mengikuti senam dari YouTube. Pilih jenis senam dan instruktur yang sesuai dengan kondisi dan selera.

4. Bermain petak umpet, lompat tali atau ciplak gunung bersama anak-anak dapat menjadi aktivitas fisik yang menyenangkan sekaligus menyehatkan.

5. Tinggal di rumah di masa social distancing bisa jadi kesempatan menata ulang layout ruangan. Bersih-bersih dan memindah perabot rumah termasuk aktifitas fisik yang membakar kalori dan meningkatkan produksi hormon yang baik bagi tubuh.

6. Olahraga di rumah dapat dilakukan sendiri meskipun tanpa alat. Hanya menggunakan berat badan sendiri seperti sit up, back up, pull up, push up, dan lain-lain.

Ikatan Fisioterapi Indonesia, dalam website dan media sosial resmi IFI, menyediakan panduan/tutorial olahraga yang bisa dilakukan di rumah sesuai rekomendasi WHO. 
 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler