Jumlah Kasus Positif Covid-19 di Israel Sentuh 3.035

Total kasus infeksi positif Covid-19 di seluruh Israel kini mencapai 3.035

ABEDIN TAHERKENAREH/EPA EFE
Total kasus infeksi positif Covid-19 di seluruh Israel kini mencapai 3.035. Ilustrasi.
Rep: Fergi Nadira Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - Sebanyak 126 kasus baru Covid-19 dilaporkan oleh pemerintah Israel dalam 24 jam terakhir hingga Jumat (27/3). Total kasus infeksi positif Covid-19 di seluruh Israel kini mencapai 3.035 sementara dua kematian baru juga dilaporkan negara itu.

Laporan dua kematian baru adalah seorang pria berusia 93 tahun dan wanita berusia 76 tahun. Dengan demikian angka kematian di negara itu menjadi 10. "Seorang pria 93 tahun dibawa ke rumah sakit dari panti jompo tempat dia tinggal. Dia mengalami demam dan sesak napas serta memiliki penyakit yang mendasarinya dan dinyatakan positif Covid-19," kata pernyataan Pusat Medis Soroka di Beersheba dikutip Time of Israel, Jumat (27/3). 

Rumah Sakit Sharon di Petah Tikva juga mengumumkan seorang wanita berusia 76 tahun dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya telah meninggal karena virus corona. "Jumlah orang Israel yang didiagnosis dengan Covid-19 telah meningkat menjadi 3.035. Sebanyak 49 dalam kondisi serius dan 60 dalam kondisi sedang," ujar pernyataan Kementerian Kesehatan Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga telah melaporkan sekitar 45 tentaranya didiagnosis terpapar corona baru, sementara sebanyak 4.156 anggota IDF dikarantina. Israel padahal tengah gencar memiliki kampanye antivirus terbaik di dunia. Namun sejauh ini kasus-kasus infeksi dan kematian meningkat di negara tersebut.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Moshe Bar Siman-Tov, meyakini bahwa dalam sepekan dari sekarang Israel akan memiliki 200 orang dalam kondisi serius akibat Covid-19 ini. "Dua pekan ke depan akan menjadi kritis. Ada potensi penyebaran virus lebih lanjut," ujarnya kemarin.

"Kami benar-benar khawatir pada Paskah dan Ramadhan. Kerumunan ini adalah paling berbahaya," katanya menambahkan.

Israel telah memberlakukan isolasi wilayah untuk membendung virus. Orang-orang di Israel diizinkan meninggalkan rumah hanya dalam kondisi tertentu dengan alasan yang penting semisal membeli makanan, dan obat-obat, ataupun mencari perawatan medis.

Israel dan Palestina berjuang untuk menahan wabah lokal yang hampir menghentikan kehidupan sehari-hari mereka. Puluhan ribu orang di Israel dan Palestina pun memasuki masa-masa karantina mandiri.

Sejauh ini di Tepi Barat, 64 kasus infeksi tercatat sementara 17 orang sembuh sebagian besar di Bethlehem. Perdana Menteri Palestina memerintahkan penutupan pada Ahad malam. Sedangkan di Gaza, sembilan kasus didiagnosis. Dua yang pertama setelah kembali dari Pakistan, sementara tujuh turun dengan virus setelah melakukan kontak dengan mereka.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler