Panen, Petani Blora Dapat Harga Gabah di Atas HPP

Petani Blora mendapat harga gabah kering panen senilai Rp 4.200 per kg.

istimewa
Petani Blora mendapat harga gabah kering panen senilai Rp 4.200 per kg
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Kabupaten Blora sebagai salah satu daerah penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan Maret dan April melangsungkan panen raya padi dan panen jagung dengan luas ribuan hektare. Laporan harga gabah di Kabupaten Blora juga sangat menguntungkan petani karena di atas harga pokok penjualan (HPP).

Baca Juga


"Dengan ini kami sampaikan bahwa stok beras dan jagung mencukupi kebutuhan untuk lima bulan ke depan. Bahkan, komoditas beras aman sampai September 2020," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti di Blora, Senin (30/3).

Reni menjelaskan bahwa luas panen padi Kabupaten Blora pada bulan Maret seluas 11.725 ha, sedangkan untuk bulan April seluas 20.730 ha dengan harga gabah kering panen Rp 4.100 sampai Rp 4.200 per kilogram.

Di samping itu, Kabupaten Blora juga memasuki panen jagung. Luas panen jagung Kabupaten Blora pada bulan Maret ini seluas 9.308 ha, sedangkan panen pada bulan April seluas 978 ha dengan harga pipilan kering panen Rp 4.100 sampai Rp 4.200 per kilogram. 

"Kabupaten Blora juga lumbung jagung nomor dua di Jawa Tengah setelah Grobogan dan kami selalu siap sebagai lumbung pangan termasuk untuk masa-masa yang akan datang," kata Reni.

Ia menambahkan bahwa adanya pandemi Covid-19 yang menimpa seluruh dunia menjadikan Pemerintah Indonesia makin solid. Bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan), petani Kabupaten Blora akan terus bekerja dalam menjamin stok pangan khusus beras sebagai kebutuhan dasar masyarakat aman.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, mengatakan bahwa sebelumnya Kementan memang telah melakukan terobosan untuk menjaga harga aman melalui gerakan Komando Strategi Penggilingan Padi (Kostraling). 

Gerakan yang digagas oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penggilingan padi sekaligus membantu menyerap gabah petani. Dengan menggandeng perbankan, petani bisa mendapatkan modal untuki investasi usahanya maupun untuk menyerap gabah petani. 

"KUR adalah salah satu contoh akses pembiayaan yang bisa digunakan pada Kostraling ini. Dengan bunga yang rendah tentu memberi kemudahan," katanya.

KUR untuk tanaman pangan tahun ini tersedia Rp 14,23 triliun. Sampai dengan akhir Maret ini, Rp 3,2 triliun sudah berhasil diserap. Dominasinya saat ini serapan KUR untuk padi dan Kostraling Rp 2,3 triliun dan selebihnya untuk jagung dan komoditas tanaman pangan lainnya.

"Kami gandeng penggilingan padi yang diwadahi Perpadi supaya mereka menyerap gabah petani saat panen raya. Bagaimana caranya ya lewat pembiayaan permodalan ini. Bisa lewat KUR perbankan, bisa juga lewat LPDB dari Kemenkop-UKM," kata Suwandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler