Dewan Muslim Inggris Imbau Umat Tunda Pemesanan Layanan Haji
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Muslim Inggris yang berencana menunaikan ibadah haji 2020 disarankan menunda pemesanan mereka karena pandemi Covid-19. Dewan Muslim Inggris (MCB) mengatakan, jamaah yang berharap dapat melakukan perjalanan ke kota suci Makkah dan Madinah di Arab Saudi harus menunggu dan melihat bagaimana situasi berkembang.
"Dalam masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, sangat penting jika kesehatan masyarakat didahulukan," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris, Harun Khan, dikutip di Belfast Telegraph, Kamis (2/4).
Pernyataan ini muncul setelah seorang pejabat Saudi mengatakan umat Muslim yang sedang mempersiapkan perjalanan haji 2020, diminta menunda penandatanganan perjanjian atau kontrak dengan penyedia layanan di Saudi. Harun Khan juga mengatakan, pergi melaksakan ibadah haji adalah salah satu ibadah terbesar dalam kehidupan seorang Muslim. Tidak ada keraguan banyak yang memiliki keinginan berangkat tahun ini.
"Dengan jutaan orang dari seluruh dunia datang ke satu tempat untuk melakukan ziarah yang berdekatan satu sama lain, masuk akal kita meningkatkan kehati-hatian dan tunggu sembari melihat situasinya," ujarnya
Khan juga mendesak operator perjalanan haji yang berbasis di Inggris meyakinkan pelanggaan yang sudah ada, bahwa pemesanan mereka dilindungi secara finansial oleh skema Otoritas Penerbangan Sipil. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan MCB, ia juga menyarankan operator perjalanan yang mungkin menderita kerugian finansial menghubungi pemerintah untuk mendapatkan bantuan.
Arab Saudi menutup Makkah dan Madinah bagi orang asing pada Februari tahun ini setelah menyebarnya wabah Covid-19. Sejak saat itu, Kerajaan memberlakukan jam malam di seluruh negeri dan menangguhkan semua penerbangan keluar dan masuk Saudi. Hingga kini lebih dari 1.500 kasus virus Covid-19 dikonfirmasi. Sejauh ini telah ada 10 kematian akibat penyakit di kerajaan itu.
Menteri Haji Kerajaan, Muhammad Saleh bin Taher Banten sebelumnya mengatakan kepada televisi pemerintah Kerajaan Arab Saudi siap mengamankan keselamatan semua Muslim dan warga negara. "Itulah sebabnya kami meminta semua Muslim di seluruh dunia tidak menandatangani perjanjian apa pun sampai kami memiliki visi yang jelas," ujarnya.