Puluhan Ribu yang Ikut Pertemuan Jamaah Tabligh Dikarantina

Lebih dari 100 ribu orang ikuti pertemuan Jamaah Tabligh.

REUTERS/Adnan Abidi
Puluhan Ribu yang Ikut Pertemuan Jamaah Tabligh Dikarantina. Foto: Anggota Jamaah Tabligh menunggu bus yang akan membawa mereka ke fasilitas karantina di Nizamuddin, New Delhi, India, Selasa (31/3). Jamaah Tabligh tetap menggelar pertemuan di tengah kekhawatiran meluasnya penyebaran virus corona.
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Otoritas Pakistan telah mengarantina sebanyak 20 ribu Muslim setelah menghadiri pertemuan di Lahore pada bulan lalu di tengah memburuknya pandemik virus corona di negara itu. Pakistan juga masih mencari puluhan ribu orang lainnya yang juga menghadiri pertemuan itu.

Seperti dilansir Straits Times pada Senin (6/4), pihak berwenang di Pakistan mengatakan, karantina orang-orang yang berkumpul dalam acara yang diadakan oleh Jamaah Tabligh antara 10-12 Maret lalu dilakukan karena adanya kekhawatiran mereka menyebarkan Covid-19 di seluruh Pakistan maupun ke luar negeri. Menurut keterangan panitia, lebih dari 100 ribu orang datang ke pertemuan itu. Mereka tak mengindahkan peringatan pemerintah untuk membatalkan kegiatan itu ketika virus corona menyerang negara tersebut.

Baca Juga


Di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Barat Laut sejauh ini pihak berwenang telah mengarantina sekitar 5.300 Jamaah Tabligh yang pernah menghadiri pertemuan di Lahore. “Pejabat kesehatan sedang melakukan tes untuk virus corona dan beberapa dari mereka dinyatakan positif,” tutur juru bicara Khyber Pakhtunkhwa, Ajmal Wajir. 

Wajir mengatakan, ribuan anggota Jamaah Tabligh dari wilayahnya terdampar di wilayah lain akibat penutupan jalan raya utama di seluruh negeri. Sekitar 7.000 jamah telah dikarantina di pusat Kota Punjab Lahore. Di Provinsi Sindh Selatan ada sebanyak 8.000 anggota Jamah Tabligh yang dikarantina. Sementara itu, banyak anggota Jamaah Tabligh juga yagn mengasingkan diri di Provinsi Balochistan barat daya.

Sementara itu, masjid-masjid Jamaah Tabligh dan tempat ibadah lainnya ditutup atau ditandai sebagai pusat karantina pada akhir Maret. Setidaknya 154 jamaah yang pergi berjamaah bulan lalu telah dinyatakan positif terinfeksi virus corona dengan dua kematian.

Wabah virus corona di Pakistan sejauh ini telah menewaskan sebanyak 45 orang. Pengamat mengkhawatirkan jumlah itu akan jauh lebih tinggi.

Jamaah Tabligh dianggap sebagai salah satu gerakan berbasis agama terbesar di dunia dengan jutaan pengikut, khsusnya di Asia Selatan. Jamaah Tabligh juga mengirimkan pengkhutbah ke berbagai negara untuk menyebarkan ide-ide Islam. Sementara itu, banyak warga negara asing menghadiri pertemuan pada tahun ini, termasuk di antaranya dari Cina, Indonesia, Nigeria, dan Afghanistan.

Sebanyak 1.500 orang asing saat ini sedang dikarantina di Pakistan. Meski terdapat juga yang meninggalkan negara itu tanpa diuji kesehatan terlebih dulu.

Kementerian Kesehatan Gaza pada bulan lalu mengonfirmasi bahwa terdapat dua kasus pertama virus corona yang merupakan warga Palestina. Keduanya menghadiri pertemuan itu.

Sebelumnya, Menteri Sains Pakistan, Fawad Chaudhry, menyatakan kekecewaannya akan berlangsungnya acara itu. Ia pun menyalahkan pimpinan ulama terkait terselenggaranya acara itu.

Menurut penyelenggara, piahknya mempersingkat pertemuan itu mengikuti arahan dari pihak berwenang. Namun, pada saat itu cuaca dalam kondisi hujan.

Pertemuan Jamaah Tabligh serupa yang diselenggarazkan di Malaysia dan India selama pandemik virus corona juga disalahkan. Pasalnya, pertemuan itu dituding telah menyebarkan virus ke negara-negara lainnya. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler