Covid-19, UAS Ajak Umat Tolong-Menolong Berbasis Masjid

UAS mengajak umat jadikan masjid pusat gerakan donasi di tengah pandemi Covid-19.

Republika/Prayogi
Covid-19, UAS Ajak Umat Tolong-Menolong Berbasis Masjid. FOTO: Ustaz Abdul Somad (UAS) saat memberikan kajian bersama di halaman Masjid Al-Huda, Talang, Jakarta.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Untuk menghadapi wabah virus korona baru (Covid-19), pemerintah telah meminta masyarakat untuk diam di rumah. Namun, tak jarang orang-orang tetap beraktivitas di luar rumah. Sebab, mata pencaharian mereka menuntutnya untuk melakukan itu.

Baca Juga


Ustaz Abdul Somad (UAS) mengaku khawatir, krisis sosial akan terjadi bila wabah Covid-19 berlangsung dalam waktu lama. Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk saling menguatkan satu sama lain. Menurut dia, gerakan tolong-menolong itu dapat berbasis di masjid tiap wilayah.

“Inilah peran masjid dalam mengatasi masalah sosial. Selain itu, (dengan berbasis di masjid) hati jamaah akan tetap terikat di masjid,” kata UAS saat berbincang dengan Republika via sambungan telepon, Senin (6/4).

Di lingkungan tempat tinggalnya, gerakan itu coba diwujudkan. UAS diketahui mengetuai dewan takmir Masjid Ibadurrahman, yang beralamat di Jalan Sukakarya, Panam, Pekanbaru, Riau. Hari ini, jajaran takmir mengajak Muslimin setempat untuk mewujudkan kepedulian kepada warga yang terdampak Covid-19.

“Karena situasi wabah korona, banyak masyarakat yang menjadi tak bisa bekerja. Dikhawatirkan, akan ada masalah sosial—naudzubillah. Maka, pengurus masjid wajib mendata ulang jamaah,” kata UAS menuturkan.

Pendataan ulang itu dilakukan secara detail dan lengkap. Hasilnya disiarkan via grup WhatsApp warga setempat.

Dengan memanfaatkan WA, jamaah tidak harus melakukan pertemuan tatap muka. Hal ini sekaligus mengindahkan imbauan untuk mengutamakan shalat jamaah atau ibadah lainnya di rumah masing-masing saat wabah terjadi. 

"Tujuannya (pendataan) untuk membuat klasifikasi. Siapa saja yang tergolong sangat mampu, mampu, dan kurang mampu,” ujar alumnus Universitas al-Azhar (Mesir) itu.

Kemudian, jamaah dari kalangan yang mampu dan sangat mampu dapat segera memberikan donasinya kepada takmir masjid. Selanjutnya, takmir menyalurkan bantuan itu kepada seluruh jamaah yang tergolong kurang mampu.

“Bantuan diserahkan ke masjid dalam bentuk barang atau uang. Pengurus (takmir) menyerahkannya ke jamaah yang tidak mampu dalam bentuk barang. Saat penyerahan, tetap memperhatikan aturan interaksi saat pandemi korona,” jelas UAS.

Jajaran takmir masjid mewajibkan diri masing-masing untuk memberikan bantuan. Adapun satu paket bantuan senilai Rp 300 ribu. Itu terdiri atas beras (10 kg), gula (1 kg), minyak goreng (1 kg), dan sembako lainnya.

Selain itu, UAS juga mengajak orang-orang yang mampu untuk menyegerakan pelaksanaan zakat harta (zakat mal). “Boleh membayar zakat mal sebelum masanya. Jamaah bisa membayarkan zakatnya dalam bentuk paket ini ke masjid. Pengurus kemudian menyalurkannya ke jamaah yang tak mampu,” kata UAS.

Ia mengaku optimistis, Muslimin di seluruh Tanah Air dapat menjadikan masjid masing-masing sebagai basis gerakan tolong-menolong. Bila hal itu terwujud, insya Allah situasi wabah Covid-19 ini dapat dilalui dengan baik.

“Yang curang dalam mengurus ini, neraka jahanam tempatnya di akhirat. Di dunia, akan dilaporkan ke polisi,” kata peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler