Al Irsyad Al Islamiyyah Tetapkan 1 Ramadhan 24 April
Penetapan Ramadhan oleh Al Irsyad Al Islamiyyah merujuk hasil Markas Tim Hisbah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah menetapkan awal Ramadhan akan jatuh bersamaan dengan hari Jumat (24/4). Keputusan ini merujuk hasil dari perhitungan Markaz Tim Hisab Al Irsyad Al Islamiyah Jakarta.
Ketua Dewan Syuro Al Irsyad Al Islamiyyah, KH Abdullah Al Jaidi, mengatakan mereka juga telah menetapkan 1 Syawal pada Ahad (24/5) sedangkan 10 Zulhijjah bertepatan pada Jumat (31/7).
"Terhadap perbedaan yang apabila memungkinkan terjadi di dalam penentuan awal Ramadhan, awal Syawal dan 10 Dzulhijjah 1441 Hijriyah ini, Dewan Syuro berharap sebaiknya sikap umat Islam pada situasi yang sangat memprihatinkan akibat adanya ujian wabah Coovid-19 yang sedang melanda bangsa kita bahkan di dunia, hendaknya kita lebih mengedapankan toleransi dengan saling menghargai perbedaan,"jelas dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (13/4).
Bahkan bila perlu di tengah situasi keprihatinan serba darurat ini, dijadikan momentum untuk sebuah kebersamaan berdasarkan penetapan Pemerintah yang akan diputuskan dalam sidang Isbat nanti. Momen kebersamaan ini diiringi pula dengan bahu membahu membantu masyarakat yang terdampak wabah dari penggalangan potensi dana-dana umat seperti zakat, infak, dan sedekah.
Pada saat ini pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia masih terus menunjukkan peningkatan jumlah kasus yang semakin serius. Maka dari itu pula Dewan Syuro Al-Irsyad Al-Islamiyyah mengimbau kepada umat Islam ditengah kondisi darurat tersebut untuk mengikuti fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan seruan dari Pemerintah.
Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkab 1 Ramadan 1441 H jatuh pada Jumat kliwon bertepatan pada 24 April 2020. Keputusan ini disampaikan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2020 Tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriah. Muhammadiyah juga menetapkan lebaran jatuh pada 24 Mei 2020.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Masduki Baidlowi, menjelaskan pihaknya memiliki cara yang cukup berbeda dalam menentukan awal bulan Hijriyah, termasuk Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijah.
Menurut dia, ada tiga tahapan yang perlu dilakukan, yakni hisab, rukyat dan ikhbar. Hisab adalah metode yang sama seperti yang dilakukan Muhammadiyah. Organisasi itu memakai perhitungan astronomi hakiki wujudul hilal.
Adapun rukyat merupakan metode yang mengandalkan penglihatan hilal. “Jadi, hisab sebagai landasan keilmuan (astronomi). Rukyat mengikuti anjuran Rasul Shalallahu 'Alaihi Wasallam,” ujar Masduki Baidlowi saat dihubungi Republika.co.id, Senin (25/3).
Tahap selanjutnya yakni ikhbar, yaitu mengabarkan hasil kepada publik. Hal itu setelah adanya koordinasi dengan hasil rukyat pemerintah.