IMF: Kebijakan Pemulihan Perlu Dilakukan Bertahap
Komunikasi efektif antara pembuat kebijakan dengan dunia usaha sangat penting.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) menekankan, negara-negara harus segera menggeser kebijakan ke pemulihan ketika pandemi Covid-19 mereda dan upaya penanganan telah dikurangi. Khususnya dengan memastikan utang yang diambil untuk pembiayaan tidak membebani aktivitas ekonomi.
Arahan tersebut disampaikan IMF dalam laporannya, World Economic Outlook (WEO) April 2020 yang dirilis Selasa (14/4). Dalam laporan itu, IMF memprediksi ekonomi dunia mengalami kontraksi tiga persen atau turun signifikan dibandingkan proyeksi IMF pada awal tahun. Saat itu, IMF masih optimistis, ekonomi dunia masih mampu tumbuh positif 3,3 persen.
IMF menyebutkan, pergeseran dari kebijakan penanganan pandemi Covid-19 yang kini sedang dilakukan banyak negara ke kebijakan pemulihan tidak bisa dilakukan secara langsung, melainkan bertahap. Sebab, ketidakpastian masih terus membayangi, termasuk mengenai berapa lama waktu yang dibutuhkan agar kegiatan ekonomi menjadi normal.
Ketidakpastian penularan dapat menyebabkan pembatasan sosial (social distancing) terus dilakukan secara sukarela dan persisten, sehingga melemahkan tingkat permintaan konsumen terhadap sektor jasa. Dampaknya, perusahaan mungkin menahan perekrutan pekerja dan menaikkan gaji karena mereka tetap tidak yakin dengan perbaikan situasi ekonomi.
"Komunikasi yang efektif dan jelas antara pembuat kebijakan dengan dunia usaha mengenai keadaan pandemi Covid-19 dan penurunan infeksi baru menjadi sangat penting," ungkap laporan IMF itu.
IMF juga menyoroti, stimulus moneter dan fiskal secara luas akan paling efektif untuk meningkatkan pengeluaran di fase pemulihan. Memberikan tunjangan mungkin perlu dipertimbangkan sebagai komponen penting dari strategi fiskal tiap negara. Khususnya mendorong perusahaan agar tetap mempekerjakan karyawan yang sudah lama dirumahkan atau sempat terkena PHK akibat pandemi Covid-19.
Program pelatihan ulang pekerja dan membuat kebijakan untuk membuat pasar tenaga kerja aktif patut menjadi prioritas. Upaya ini dapat memfasilitasi antara pekerja yang menganggur dengan lowongan kerja secara efektif.
Poin lain yang juga ditekankan IMF untuk menyiapkan masa pemulihan nanti adalah restrukturisasi utang. Pemulihan dari krisis masa lalu kerap dihambat dengan gangguan neraca pembayaran dan utang yang belum terlunasi.