Komunitas Islam-Kristen di Nigeria Bersatu Lawan Covid-19
Komunitas Islam-Kristen saling kerja sama menangani Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, ENUGU – Komunitas Umat Islam dan Kristen di Nigeria bekerjasama untuk memerangi pandemi virus Covid-19 yang mewabah di tengah masyarakat.
Kerjasama pengikut kedua agama ini menggambarkan persatuan dan cinta antarumat beragama di negara itu.
Hubungan antara dua kelompok agama di negara itu selaman ini kerap dinodai dengan ketegangan dan kekerasan.
Namun, para pemimpin agama Islam dan Kristen di Nigeria kini telah mengesampingkan segala perbedaan mereka untuk bersatu menghadapi bencana wabah.
"Ini adalah pertunjukan cinta, persatuan, dan percaya pada satu Tuhan yang sejati," ujar seorang imam di salah satu keuskupan di Nigeria Tenggara, Peter Ani seperti dikutip dari laman NCR Online, Rabu (15/4).
Para pemimpin Gereja Katolik di Nigeria juga telah mengambil beberapa langkah dan tindakan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Mereka telah menangguhkan Misa, kegiatan Paskah, dan pertemuan lainnya di Keuskupan Agung Lagos, Keuskupan Abuja, dan banyak keuskupan lain di negara itu.
"Di masa krisis, kita perlu mengesampingkan semua yang memisahkan kita dan bersatu untuk mencapai tujuan bersama, dan aku senang itulah yang saat ini terjadi," ucapnya.
Sementara itu, para pemimpin agama Islam di Nigeria Utara juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19 dengan menangguhkan aktivitas di masjid-masjid dan pertemuan keagamaan lainnya.
Sejak 19 Maret lalu, Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam (NSCIA) telah mengeluarkan beberapa arahan untuk organisasi masjid tentang cara memerangi penyakit dan mencegah penularan lebih lanjut.
Mereka juga mendesak anggotanya untuk bekerja sama dengan pemerintah untuk membatasi penyebaran virus.
"Penting bagi setiap orang untuk mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit ini," ucap Wakil Sekretaris Jenderal NSCIA, Salisu Shehu.
Dia pun mengimbau kepada umat Islam di Negeria untuk sering mencuci tangan dengan sabun, membatasi kontak fisik saat memberi salam dengan tidak berjabat tangan atau berpelukan, dan tidak batuk atau bersin di sembarang tempat.
"Kami mendesak masjid dan pusat-pusat Islam untuk sangat mencegah jamaahnya menghadiri kegiatan masjid apa pun, bahkan jika mereka hanya mengalami gejala ringan," kata Shehu.
"Adalah wajib bagi Anda untuk menjauh dan mengisolasi diri jika Anda telah didiagnosis dengan Coronavirus untuk mencegah penyebaran virus. Mencegah bahaya, terutama bagi kehidupan orang lain, lebih diutamakan daripada manfaat menghadiri kegiatan masjid," jelasnya.
Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam adalah anggota Dewan Antaragama Nigeria (NIREC) yang selama ini telah menyerukan perdamaian, persatuan, dan memperkuat hubungan antar umat beragama di negara itu.
Dengan dipimpin seorang imam Katolik, Pater Cornelius Omonokhua, NIREC telah berkolaborasi dengan organisasi dan kepemimpinan Muslim di Nigeria dalam banyak hal.
Baru-baru ini, seperti yang dilaporkan Ripples Nigeria, selama pertemuan dewan antaragama, pemimpin Dewan Tertinggi Nigeria untuk Urusan Islam, Muhammad Abubakar, juga menekankan perlunya menyediakan paket bantuan bagi warga negara untuk membantu masyarakat selama pandemi. Karena, kelaparan lebih mematikan daripada virus Covid-19.
Menurut laporan Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) pada Selasa (14/4) kemarin, kasus virus Covid-19 di Nigeria saat ini berjumlah 343, 10 oramg meninggal dunia, dan 91 orang berhasil disembuhkan. NCDC juga masih melacak 6.000 orang yang telah melakukan kontak dengan 111 orang yang terinfeksi Covid-19.