DPR Minta Pemerintah Prioritaskan Kebutuhan APD Dalam Negeri

Menkeu sempat menyatakan Indonesia akan mengeskpor APD.

Dok Eiger
Eiger memproduksi alat perlindungan diri (APD) yang akan didistribusikan secara gratis bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Rep: Arif Satrio Nugroho Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengingatkan Pemerintah untuk terlebih dahulu memenuhi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) dalam negeri. Pernyataan ini disampaikan merespons pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut RI akan tetap mengekspor APD.

"Permintaan pemenuhan APD dalam negeri ini perlu ditegaskan mengingat adanya pernyataan Menkeu bahwa Indonesia akan tetap mengekspor APD. Pernyataan seperti ini tentu menyisakan kekhawatiran di tengah masyarakat. Sebab, sampai hari ini, kebutuhan APD dalam negeri juga belum terpenuhi," kata Saleh saat dihubungi, Jumat (17/4).

Pemerintah didesak untuk segera memenuhi APD dalam negeri. APD yang didistribusikan ke rumah-rumah sakit haruslah sesuai standar WHO. APD itu harus dipastikan dapat melindungi para dokter dan seluruh tenaga medis yang bekerja menangani pasien Covid-19.

“Ini kan suasana darurat. Covid-19 ini telah resmi dinyatakan sebagai bencana nasional. Karena itu, seluruh upaya harus dikerahkan untuk mengatasinya. Termasuk dari sisi pemenuhan kebutuhan APD untuk tenaga kesehatan” kata dia.

Kelangkaan APD dalam negeri, kata Saleh, juga disebabkan sulitnya mendapatkan bahan baku. Sebab, bahan baku APD yang sesuai standar diperoleh melalui impor. Karena itu, wajar jika banyak yang meragukan kalau kebutuhan APD itu bisa terpenuhi dalam waktu dekat.

Saleh menyebutkan, ketika rapat virtual dengan Komisi IX, ketua gugus tugas menyatakan bahwa bahan baku APD Indonesia dari impor. Selain seluruh negara sedang membutuhkan, saat ini juga ada kesulitan untuk melakukan impor. Maka itu, Saleh menilai, pemerintah melakukan upaya diplomasi khusus agar bahan baku tersebut tetap bisa diimpor.

“Kan aneh kalau kita mengekspor barang yang bahan bakunya impor. Anehnya karena kita sendiri sedang membutuhkan. Apalagi, BIN memprediksi bahwa puncak dari penyebaran virus ini nanti pada bulan Juli. Mestinya, stock APD dalam negeri dipenuhi terlebih dahulu. Soal rencana ekspor itu, saya kira bisa dipikirkan belakangan” ujar Wakil Ketua Fraksi PAN itu menegaskan.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler