Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas

Status Gunung Semeru masih waspada meski mengeluarkan awan panas.

dok. BB TNBTS
Kondisi Gunung Semeru pada Jumat (17/4).
Rep: Wilda Fizriyani Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru dilaporkan sempat mengeluarkan awan panas pada Jumat (17/4) pagi. Meski demikian, gunung tersebut dipastikan masih status waspada.

Baca Juga


"Tadi hanya awan panas tapi tidak sampai membumbung tinggi dari puncak sekitar 1.000 meter ke arah Besuk Bang utara gunung," kata Kabid Penanggulangan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi saat dihubungi wartawan, Jumat (17/4).

BPBD Kabupaten Lumajang telah menghubungi para relawan terkait kondisi Gunung Semeru. Para relawan diminta memberikan peringatan masyarakat agar tetap tenang. Warga juga diharapkan bekerja seperti biasanya mengingat kondisi Semeru memang selalu fluktuatif.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran pada pukul 06.08 WIB. Di hari sama juga terekam gempa amplitudo maksimum tujuh mili meter (mm). Gempa tersebut dilaporkan terjadi selama 300 detik. 

Petugas Pos Pemantau Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Liswanto menjelaskan, aktivitas letusan dan hembusan gas gunung menunjukkan terjadi suplai atau tekanan magma. Kemudian terjadi kenaikan fluida (gas, cair, dan padatan) ke kedalaman yang lebih dangkal. Sementara, tremor harmonik tanpa disertai gempa-gempa vulkanik mengartikan saat ini sistem sudah terbuka. 

Untuk warna kelabu pada kolom letusan, Liswanto memperkirakan adanya material batuan yang terbawa ke permukaan. Meski demikian, interval gempa letusan saat ini masih cukup rapat. Dengan kata lain, belum terjadi penumpukan energi yang berpotensi erupsi dengan intensitas yang lebih besar.

Liswanto mengimbau masyarakat tidak melakukan aktivitas dalam radius satu kilometer (km) dari kawah aktif. Hal itu termasuk menghindari wilayah sejauh empat km di sektor lereng selatan–tenggara. Sebab, lokasi itu merupakan wilayah bukaan kawah aktif Gunung Semeru sebagai alur luncuran awan panas guguran.

"Masyarakat yang bermukim di bantaran sungai dan beraktivitas di dalam Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Bang agar mewaspadai ancaman bahaya aliran lahar," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler