Topik Revisi Angka Kematian Wuhan Sedot Perhatian Warga

Banyak komentator memuji pemerintah karena mengakui kesalahannya

Xinhua via AP/Cai Yang
Pekerja medis menundukkan kepala mereka pada saat hari berkabung nasional untuk para korban virus corona di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Sabtu (4/4). China mengadakan hari berkabung nasional bagi orang-orang yang meninggal selama wabah virus corona dan COVID-19. Topik 'Wuhan merevisi angka kematiannya' adalah salah satu yang paling banyak dibaca di platform microblogging Weibo China, yang sangat diawasi. Ilustrasi.
Rep: Antara Red: Christiyaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Topik 'Wuhan merevisi angka kematiannya' adalah salah satu yang paling banyak dibaca di platform microblogging Weibo China, yang sangat diawasi. Banyak komentator memuji pemerintah karena mengakui kesalahannya dan memperbaikinya. Meskipun beberapa masih mempertanyakan jumlahnya dan satu mendesak provinsi lain untuk mengkaji kembali data mereka.

Dokter dan pejabat pemerintah di Wuhan telah berulang kali ditanya tentang keakuratan jumlah korban meninggal oleh wartawan dalam perjalanan yang diatur pemerintah. Beberapa pejabat itu mengakui bahwa orang mungkin telah meninggal tanpa dihitung pada hari-hari awal wabah yang kacau, sebelum tes tersedia secara luas.

"Tidak mungkin banyak jumlahnya karena itu periode yang sangat singkat," kata Wang Xinghuan, kepala salah satu dari dua rumah sakit darurat yang dibangun untuk wabah kepada wartawan di Wuhan pada 12 April. Dia menekankan bahwa dia tidak berbicara untuk pemerintah.

Sebelum data baru Wuhan diumumkan, China mengatakan telah mencatat 26 kasus baru virus corona pada Kamis. Angka itu turun dari 46 kasus sehari sebelumnya, menurut Komisi Kesehatan Nasional. Ini membuat jumlah total kasus di China daratan menjadi 82.367.

Dari kasus-kasus baru ini, 15 adalah infeksi impor, terendah sejak 17 Maret. Sekitar 11 kasus sisanya dikonfirmasi ditransmisikan secara lokal, turun dari 12 kasus pada hari sebelumnya. Jumlah kasus baru tanpa gejala meningkat menjadi 66 dari 64 kasus pada sehari sebelumnya.

China tidak memasukkan pasien tanpa gejala klinis seperti batuk atau demam dalam penghitungan kasus yang dikonfirmasi. Tidak ada kematian baru yang dilaporkan.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler