Netanyahu Minta Muslim Bersama Keluarga Inti Saat Ramadhan
Ramadhan menjadi tantangan untuk mengatasi corona di Israel.
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta komunitas Muslim Israel mematuhi pembatasan selama pandemi corona yang sedang berlangsung selama bulan Ramadhan. Dilansir di Algeimener, Ahad (19/4), Netanyahu dan Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan dan Keuangan mencatat selama Paskah telah memberlakukan pembatasan pergerakan dan penutupan umum pada hari libur.
"Saya sekarang ingin beralih ke warga Muslim kami. Ramadhan hampir tiba, sama seperti warga Yahudi Israel yang bersikap selama Paskah, saya sekarang meminta Anda makan selama Ramadhan hanya dengan keluarga inti," kata Netanyahu.
Dia meminta umat Islam menjaga keseluruhan komunitas dan dengan demikian menjaga diri sendiri dan orang yang mereka cintai. Pada saat yang sama, Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan dan Komisaris Polisi Israel Motti Cohen mengunjungi utara Israel, yang memiliki populasi Arab yang besar, untuk memeriksa persiapan oleh Polisi dan Komando Depan untuk liburan Ramadhan dan untuk bertemu dengan para pemimpin sektor Arab.
"Bulan Ramadhan adalah tantangan paling signifikan bagi kami dalam perang melawan virus corona, terutama mengingat peningkatan jumlah pasien virus corona di komunitas Arab," kata Erdan saat berkunjung ke kota Deir al-Asad, menurut situs berita Israel Walla.
"Kita dalam pertarungan ini bersama. Krisis corona mengikat nasib kita bersama, dan tidak membedakan antara agama yang berbeda, jadi harus ada tanggung jawab bersama di atas semua," kata dia.
Di kota Majd al-Krum, komandan polisi setempat Yaki Ohana berkomentar situasi di masyarakat sulit dan ada perasaan tidak pasti, peningkatan kematian dan kesulitan keuangan yang cepat. "Polisi diinstruksikan melakukan kebijaksanaan untuk menyelesaikan masalah dan kesulitan yang muncul," tambahnya.
Karantina penuh diberlakukan kemarin pada banyak komunitas Arab di utara, dan diperkirakan akan berlanjut selama sepekan. Pos pemeriksaan telah didirikan dan warga tidak diizinkan berada lebih dari 100 meter dari rumah kecuali untuk membeli makanan atau obat-obatan penting.
Ini adalah pertama kalinya komunitas Arab dikarantina sejak krisis corona dimulai. Komando Depan Israel bekerja untuk memastikan pasokan penting diberikan kepada masyarakat di bawah karantina.
Tingkat infeksi dan kematian baru-baru ini meningkat di komunitas Arab, kematian banyak terjadi di Deir al-Asad. Wilayah ini adalah yang kedua setelah kota Haredi Bnei Brak, yang telah menjadi pusat virus.