Atletico Vs Liverpool dan Kambing Hitam Penyebaran Corona

Laga yang sempat digelar saat awal masa krisis ditengarai memperparah keadaan.

EPA/Peter Powell
Kiper Atletico Madrid, Jan Oblak (kanan) menangkap bola di depan striker Liverpool, Mohamed Salah, pada laga Liga Champions, di Anfield, Kamis (12/3) dini hari WIB.
Rep: Muhammad Ikhwanuddin Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Pandemi Covid-19 menghantam keras dunia sepak bola, termasuk di dataran Eropa. Penyebaran virus corona yang begitu cepat di Benua Biru menyebabkan hampir semua kompetisi dihentikan. Tak hanya itu, pertandingan yang sempat digelar saat awal masa krisis ditengarai memperparah keadaan.

Media Inggris BBC membuat laporan spekulasi keterkaitan pertandingan antara Liverpool melawan Atletico Madrid pada 11 Maret 2020 lalu yang disebut menyebarkan virus corona. Dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions itu, setidaknya ada 52 ribu pasang mata yang hadir langsung di Anfield.

Liverpool takluk 2-3 dalam pertandingan tersebut. Bak jatuh tertimpa tangga, Badan Kesehatan Inggris Raya pun menyatakan kemungkinan laga tersebut menjadi salah satu penyebab tersebarnya virus. Ini menjadi kesimpulan yang menarik. Sebab, ada puluhan ribu penonton termasuk 3.000 suporter Atletico yang datang langsung dari Spanyol.

Hingga saat ini, belum ada bukti otentik yang menyatakan pertemuan antara Liverpool dengan Atletico menjadi medium penyebaran penyakit. Penasihat Badan Kesehatan Inggris Raya, Angela McLean menyampaikan, pihaknya akan melakukan investigasi terkait hal ini.

"Ini adalah hal yang menarik di masa depan. Dengan mengedepankan ilmu pengetahuan, ada kemungkinan hubungan penyebaran virus di Liverpool, Inggris, dengan Spanyol," kata McLean, Selasa (21/4).

Pemerintah Kota Liverpool, melalui Direktur Dinas Kesehatan setempat, Matthew Ashton kepada The Guardian sempat menyatakan, seharusnya pertandingan Atletico melawan Liverpool ditunda. Wali Kota Madrid, Jose Luis Martinez-Almeida pun menegaskan, laga itu adalah sebuah kesalahan.

"Sangat tidak masuk akal ketika 3.000 fan Atletico dapat terbang ke Anfield saat itu," kata Martinez-Almeida kepada Stasiun Radio Spanyol, Onda Cero.

Pelatih Liverpool Juergen Klopp awal bulan ini sudah mengakui, sulit untuk mempersiapkan pertandingan di tengah wabah corona dan kondisi bermain di Spanyol pada leg pertama. Pada Senin pagi, ia bangun tidur dan mendengar tentang situasi di Madrid. "Mereka akan menutup sekolah dan universitas mulai hari Rabu. Jadi, sungguh aneh mempersiapkan pertandingan itu, jujur ​​saja," kata Klopp kepada situs resmi klub.

BBC melaporkan, setidaknya 246 orang meninggal dunia di rumah sakit Liverpool akibat virus corona. Sementara Madrid merupakan salah satu kota paling parah terdampak Covid-19. Secara keseluruhan, Spanyol memiliki kasus positif virus corona sejumlah 200 ribu jiwa, angka terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Kanselir Inggris Raya, Rishi Sunak menyangkal pemerintah lamban mencegah penyebaran virus corona dalam bidang olahraga. Ia menyebut, sudah meminta pihak terkait untuk menghentikan pertandingan.

Namun kenyataannya, kejuaraan balap kuda bertajuk The Cheltenham Festival tetap bergulir di Inggris. Digelar bersamaan dengan laga Liverpool vs Atletico atau selama tiga hari pada pekan kedua bulan Maret. Salah satu hajatan olahraga besar di Inggris itu mendatangkan total penonton sekitar 251 ribu orang.

Sedangkan, kebijakan pembatasan aktivitas yang mengharuskan masyarakat berada di rumah dan melarang berkerumun baru dikeluarkan Pemerintah Inggris pada 23 Maret. Menurut Sunak, memang ada kesalahan dalam penetapan waktu karena pertimbangan keberlanjutan hidup dan hal lainnya. "Kebijakan yang diambil selalu berdasarkan sains, kami sudah diarahkan untuk membuat keputusan tepat."


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler