Sebanyak 37.075 Pekerja Migran Diprediksi Pulang Kampung

Diperkirakan pekerja migran yang pulang mencapai 260 ribu hingga akhir tahun.

BP2MI
Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), Benny Rhamdani saat meninjau langsung pemulangan 41 PMI Kru Kapal Pesiar Norwegian Joy dari Los Angeles, Amerika Serikat, mulai dari mereka tiba, hingga pemeriksaan kesehatan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan pendataan dari BP3TKI Serang, di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Rabu, (22/4).
Rep: Inas Widyanuratikah Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) memprediksi sebanyak 37.075 pekerja migran Indonesia (PMI) kemungkinan pulang selama Bulan Ramadan dan Lebaran. Terkait hal tersebut, BP2MI menyatakan mempersiapkan langkah antisipasi.

Kepala BP2MI Benny Ramdhani mengatakan, terhitung selama masa pandemi Covid-19 hingga saat ini sebanyak 15.429 orang PMI sudah kembali ke tanah air. Adapun gelombang terbesar berasal dari Malaysia sebanyak 15.429 orang, Hong Kong 11.303 orang, Singapura 3.507 orang, dan Taiwan 3.062 orang.

"Para pekerja migran Indonesia yang tiba di tanah air baik melalui jalur udara, laut, darat yang berbatasan dengan Malaysia dilakukan protokol kesehatan Covid-19," kata Benny dalam konferensi pers daring, Kamis (23/4).

BP2MI memperkirakan, kepulangan PMI akan mencapai 260 ribu orang hingga akhir tahun 2020. Hal ini mengikuti perkiraan pandemi Covid-19 yang akan berlangsung dan berangsur turun hingga akhir tahun.

Benny mengatakan, pihaknya melalui media center akan menginformasikan secara rutin dan berkala kepulangan PMI. Koordinasi akan terus dilakukan di daerah-daerah dengan lembaga terkait serta pemerintah daerah. "Terutama kepulangan pekerja migran menjelang puasa dan lebaran yang kami prediksi dan antisipasi," kata Benny.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan BP2MI telah merealokasi anggaran sebesar Rp 7 miliar unutk penanganan dan memberikan perlindungan bagi PMI dan keluarganya pada masa Covid-19. Kemungkinan jumlah tersebut akan bertambah seiring dengan kebutuhan-kebutuhan di masa depan.

"Saat ini masih melakukan refokusing anggaran dengan memotong anggaran yang kita anggap tidak prioritas seperti perjalanan luar negeri," kata dia lagi.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler