Gubernur Ajak Umat Muslim Bali Berpuasa Ikuti Protokol Covid

Hendaknya tetap bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah di rumah.

ANTARA/Fikri Yusuf
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menutup tempat usaha di wilayah Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Kamis (26/3/2020). Gubernur Bali Wayan Koster mengeluarkan imbauan agar seluruh masyarakat Bali tetap berada di rumah masing-masing pada Kamis (26/3) atau satu hari setelah Hari Raya Nyepi untuk mencegah penyebaran COVID-19
Red: Andi Nur Aminah

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Gubernur Bali Wayan Koster mengajak umat Muslim di Pulau Dewata dalam melaksanakan ibadah puasa tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19 dengan tertib dan disiplin.

Baca Juga


"Hendaknya tetap bekerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah di rumah, serta membatasi aktivitas dan interaksi dengan banyak orang," kata Koster saat menyampaikan ucapan selamat menjalankan ibadah puasa dan Ramadhan 1441 Hijriah kepada umat Muslim, dari Rumah Jabatan Jayasabha, Denpasar, Jumat.

Koster meminta umat Muslim tetap menjaga kesehatan, mengonsumsi makanan yang berkualitas pada saat sahur dan berbuka puasa, sehingga memiliki kekebalan (imun) tubuh dalam menghadapi pandemi Covid-19.

"Saya selaku pribadi maupun sebagai Kepala Pemerintahan Provinsi Bali, mengajak seluruh umat Muslim khususnya, dan masyarakat Bali umumnya, untuk bersama-sama menyambut kedatangan bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan mulia ini. Mari kita jadikan bulan suci ini sebagai upaya meningkatkan kualitas diri secara rohaniah sebagai wujud pelaksanaan nilai-nilai keagamaan sebagaimana diajarkan dalam Kitab Suci Alquran," ucapnya.

Selain itu, orang nomor satu di Pemprov Bali itu mengajak umat Muslim agar melaksanakan ibadah puasa dan Ramadhan ini dengan penuh ketulusan dan kebaikan yang ada di dalam diri masing-masing guna meningkatkan ketaqwaan dan keimanan di jalan yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa. sehingga ibadah berjalan dengan penuh berkah sampai Ramadhan berakhir.

Di samping itu, lanjut Koster, ibadah puasa ini hendaknya dijadikan sebagai momentum bagi umat Muslim dalam meningkatkan kualitas kerohanian dan spiritualitas guna mengembangkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Kepada umat beragama lain di Bali, marilah kita menunjukkan toleransi yang tinggi dengan menghormati dan menghargai saudara-saudara kita umat Muslim sebagai sesama sameton (saudara) Bali sehingga terwujud suasana kehidupan secara harmonis di Pulau Dewata.

Dengan makna bulan puasa ini, katanya, diharapkan semua umat Muslim bersama umat beragama lainnya di Bali akan memiliki kekuatan solidaritas, kohesi sosial, parasparos-gilik saguluk, menyama braya, bergotong-royong, selalu bersama-sama nindihin atau berbakti untuk bumi Bali.

Menurut Koster, hal ini sangat diperlukan dalam membangun Bali sesuai visi Pembangunan Daerah Bali, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru. "Sehingga pada saat yang tepat, sesuai kehendak dan siklus alam, akan benar-benar hadir Bali Era Baru, suatu era yang kita tunggu bersama-sama," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut hadir juga Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Bali Umar Ibnu Alkhatab, Ketua Majelis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet, Ketua PHDI Bali Prof Dr I Gusti Ngurah Sudiana dan juga pimpinan lembaga keumatan di Pulau Dewata.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler