RT.live, Situs Corona Buatan Pendiri Instagram
Dua pendiri Instagram pindah haluan untuk membuat situs pelacak corona di AS.
REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Dua sosok pendiri Instagram, Kevin Systrom dan Mike Krieger, menggagas situs bernama RT.live. Laman tersebut melacak penyebaran virus dan tingkat infeksi Covid-19 secara real time di 50 negara bagian Amerika Serikat.
Systrom dan Krieger mengaku tidak terpikir kini bakal menerapkan teknologi pada pemantauan pandemi global. Keduanya mengundurkan diri dari peran mereka di Instagram pada 2018, enam tahun setelah aplikasi itu diakuisisi oleh Facebook Inc.
Mereka mengatakan, data yang disajikan pada RT.live bisa menjadi skor untuk mengevaluasi kemajuan AS dalam perang melawan virus corona. Setelah menganalisis negara bagian, target berikutnya adalah mendata di tingkat metro dan county.
"Tujuan kami adalah mencoba mengemasnya menjadi metrik tunggal yang memberi tahu keadaan terkini. Lupakan ramalan untuk sejenak, tapi fokus pada apa yang terjadi sekarang," ungkap Systrom, dikutip dari laman NBC News, Selasa (28/4).
Kendala pelacakan dan penghitungan skor tersebut adalah pengukuran. Tim tidak bisa begitu saja berkeliling dan tahu persis seorang pasien menginfeksi berapa banyak orang lainnya. Yang bisa dilakukan, melihat data yang masuk dan menyimpulkan jumlahnya.
Systrom dan Krieger menggunakan pengukuran Rt atau tingkat reproduksi virus yang efektif. Jumlahnya dihitung secara meluas menggunakan jumlah infeksi baru yang dilaporkan kemudian membandingkannya dengan laporan sebelumnya.
Tetap saja, kurangnya kapasitas pengujian, keterlambatan dalam hasil pengujian, dan faktor-faktor lain membuat skor berpotensi menyesatkan. Untuk menekan kemungkinan itu, situs menggunakan statistik dan algoritma Bayesian yang mempertajam hasilnya.
Akhir April 2020, data di RT.live menunjukkan penurunan tingkat infeksi Covid-19 di New York dan Virginia, tetapi melonjak di Kalifornia dan Connecticut. Systrom dan Krieger berharap data di situs mereka bisa kian akurat seiring berjalannya waktu.
Guna meningkatkan sistem, situs berkolaborasi dengan ahli statistik dan ahli epidemiologi, lantas membagikan data kepada publik. "Ini perubahan yang menarik dari Instagram, di mana dulu kami bekerja di dalam perusahaan dan merahasiakan semuanya," kata Krieger.
Selain mereka, para pengembang teknologi di Silicon Valley juga berupaya menciptakan alat pelacak penyebaran Covid-19. Per Kamis pekan lalu, pandemi telah menewaskan sekitar 50 ribu warga AS dan membuat 26 juta orang kehilangan pekerjaan.
Apple dan Google bermitra untuk membangun sistem pelacakan kontrak berbasis smartphone. Sementara, pekan lalu Facebook pekan merilis peta penyebaran pasien dengan gejala Covid-19 per county di AS, melibatkan para pengguna yang melapor secara sukarela.