Gubernur Tokyo Serukan Perpanjangan Status Darurat Nasional
Status darurat nasional Jepang akan berakhir pada 6 Mei.
REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Gubernur Tokyo Yuriko Koike menyerukan agar perpanjangan keadaan darurat nasional Jepang dilakukan. Ia memberi imbauan keras agar semua orang tetap berada di rumah masing-masing dan menaati aturan jarak sosial yang diberlakukan untuk mengendalikan penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19).
Koike mencatat bahwa laporan kasus Covid-19 per hari di ibu kota Tokyo dalam beberapa waktu terakhir mencapai 100. Secara keseluruhan kasus infeksi virus corona jenis baru di Jepang yang dikonfirmasi adalah 1.965 dan terdapat 425 kematian.
Dari jumlah total kematian akibat Covid-19 di Jepang, 100 di antaranya berada di Tokyo. Status darurat negara diberlakukan pada awal bulan ini, yang dijadwalkan berakhir pada 6 Mei mendatang.
Dalam pengumuman status keadaan darurat oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, semua warga diminta untuk tidak pergi keluar rumah, kecuali untuk membeli bahan makanan, obat, dan mencari perawatan medis. Meski demikian, tidak ada lockdown yang diberlakukan, dengan beberapa bisnis tidak penting dan restoran yang dilaporkan tetap dibuka.
Kereta komuter tetap beroperasi. Namun, jumlah penumpang berkurang drastis, seperti di Tokyo yang biasanya penuh. Bahkan, terkadang dalam satu gerbong kosong, seperti ditinggalkan.
Sebelumnya diberitakan bahwa selama keadaan darurat, sesuai hukum yang berlaku, pemerntah tidak dapat memaksakan penutupan atau memberi sanksi pada bisnis yang tetap dibuka. Tempat bermain pachinko, atau permainan ketangkasan yang juga dikenal sebagai judi legal di negara itu menjadi salah satu yang dilaporkan tetap beroperasi.
Hal itu telah membuat sejumlah gubernur di Jepang melakukan strategi dengan menyebutkan nama-nama area pachinko yang tetap dibuka. Diharapkan, pengumuman nama tempat bermain itu ke publik dapat membuat rasa malu para pengusaha dari bisnis ini.
Salah satu yang melakukan strategi tersebut adalah Gubernur Osaka Hirofumi Yoshimura. Ia mengatakan sangat mungkin virus menyebar di tempat-tempat bermain seperti pachinko, menangkis kritik yang menuduh dirinya melakukan cara yang tidak adil dengan mempermalukan pemilik bisnis tersebut.
“Saya tidak melakukan ini untuk memberi mereka (pemilik bisnis) tekanan. Ini dilakukan untuk meminta para penduduk Osaka tidak pergi ke sana,” ujar Yoshimura, dilansir The Strait Times beberapa waktu lalu.