Istri Bill Gates Bakal Kasih Nilai D Minus ke Donald Trump

Warta Ekonomi.co.id, Jakarta

Istri dari miliarder Bill Gates, Melinda Gates kompak dengan sang suami bahwa pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kurang sigap dalam menangani pandemi virus corona. Buktinya, kasus di AS masih terus bermunculan hingga menduduki kasus tertinggi di dunia.

Bahkan jika harus memberikan nilai, Melinda akan memberikan nilai amat rendah.

"D minus," katanya soal berapa nilai yang pantas bagi Trump soal pengendalian wabah virus corona yang merebak di Negeri Paman Sam.

Baca Juga: Bill Gates: 8 hingga 10 Vaksin yang Dikembangkan Terlihat Sangat Menjanjikan

Menurut Melinda, kekurangannya adalah koordinasi nasional yang kacau. Seperti saat para gubernur di sana memakai cara masing-masing untuk menangkal corona, tidak terpusat secara nasional, sehingga tidak mujarab dan tidak kompak. Selain itu, menurut Melinda juga AS tidak tanggap untuk melakukan tes massal.

"Kita seharusnya mengetes, pertama ke pekerja kesehatan lalu mereka yang paling rentan dan melakukan pelacakan (penderita)," katanya.

"Dan kita bisa mulai berpikir membuka tempat-tempat dengan pelan-pelan secara aman dan sehat, tapi kita kurang berkoordinasi. Itu adalah kebenaran di seluruh Amerika Serikat," lanjutnya.

Di tambah lagi, AS kurang bertindak baik di dunia internasional. Seperti bagaimana negara-negara miskin seperti di Afrika mulai kekurangan pangan dan timbul masalah kesehatan lainnya.

"Kita baru melihat permulaannya di Afrika, Anda akan menyaksikan banyak kekurangan pangan di sana dan juga lebih banyak isu kesehatan. Lebih banyak respons internasional dibutuhkan, di mana AS sungguh sangat kurang di sini," tambahnya.

Belum lama ini sang suami, Bill Gates juga menyuarakan bahwa tes yang dilakukan di AS kalah jauh dibandingkan dengan beberapa negara di Asia.

"Di Asia, kualitas tes dan contact tracing sangat jauh di depan dibanding AS," kata Gates.

Bill Gates juga turut menyayangkan keputusan Trump saat memutuskan untuk menyudahi pembiayaan WHO karena dianggap lebih membela China.

Ikuti Whatsapp Channel Republika