Doni: Kasus Covid-19 Melonjak karena Kemampuan Tes Naik

Ketua gugas mengatakan, kasus positif Covid-19 melonjak karena kemampuan tes naik.

Istimewa
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo.
Rep: Sapto Andika Candra Red: Bayu Hermawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengeklaim penyebab jumlah kasus positif Covid-19 yang mengalami kenaikan dalam satu pekan terakhir karena kemampuan tes laboratorium yang juga ikut meningkat. Meski jumlah kasus positif Covid-19 naik dalam satu pekan terakhir, pemerintah mengeklaim bahwa tingkat keterisian rumah sakit rujukan justru menurun.

Baca Juga


"Kasus konfirmasi positif mengalami peningkatan. Kenapa meningkat? Karena kemampuan kita untuk testing semakin besar. Jadi, kalau setiap hari kita lakukan testing dengan jumlah yang banyak maka sangat mungkin yang terkonfirmasi positif juga sangat banyak," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo setelah mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (11/5).  

Seperti diketahui, kenaikan kasus positif Covid-19 secara nasional rata-rata berada di angka 300-an per hari, tetapi pada Sabtu (9/5) lalu jumlah kasus baru mencatatkan rekor terbanyak. Hari itu tercatat ada sebanyak 533 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia.

Doni melanjutkan, tingkat kemampuan tes Covid-19 memang belum bisa mencapai 10 ribu spesimen per hari seperti yang diminta Presiden Jokowi. Namun, pada Jumat (8/5), sebanyak 60 laboratorium telah mampu menjalankan 9.630 pemeriksaan spesimen dalam satu hari. Sayangnya, angka ini hanya bertahan dalam satu hari. Hari berikutnya, kemampuan tes secara nasional kembali ke angka 7.300 spesimen per hari.

"Karenanya, perintah presiden untuk tingkatkan sumber daya manusia di seluruh lab, termasuk juga kami memberikan arahan kepada seluruh lab untuk merekrut personel baru termasuk bantuan TNI-Polri yang memiliki kualifikasi di bidang keperawatan dan kemampuan di bidang laboratorium," ujar Doni.

Penambahan personel diharapkan mampu menambah jam kerja setiap laboratorium dari yang biasanya 1-2 rotasi petugas dalam satu hari menjadi 2-3 rotasi dalam sehari. Bila sebagian besar laboratorium mampu bekerja 24 jam, menurut Doni, target pemerintah untuk merampungkan pemeriksaan terhadap 280 ribu orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) bisa segera rampung.

Di sisi lain, kendati jumlah pasien positif naik signifikan pada akhir pekan lalu, tingkat keterisian rumah sakit rujukan justru menurun. Doni menyampaikan, di RS Fatmawati, misalnya, terisi 22 tempat tidur dari totalnya 84 tempat tidur yang tersedia untuk perawatan pasien Covid-19.

"Artinya, terisi 26,2 persen. RS Mintoharjo 18 pasien dari 58 bed yang tersedia. Kemudian juga RS Polri Sukanto hanya terisi 65 dari 240 bed. RSUD Pasar Minggu hanya terisi 13 dari 168. RS Persahabatan hanya terisi 40 dari 171. Ini menunjukkan bahwa jumlah pasien yang sembuh semakin banyak," ujar Doni.

Doni memberikan analisis bahwa laju penambahan pasien sembuh yang semakin tinggi setiap harinya memberikan ruang lebih banyak kepada pihak rumah sakit untuk merawat pasien. Selain itu, tidak semua pasien positif dirawat di rumah sakit rujukan. Pasien dengan gejala ringan-sedang dirawat di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet atau diminta melakukan isolasi mandiri dengan ketat. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler