Menlu Retno: 72.966 WNI Kembali dari Malaysia
Sebagian besar WNI kembali ke Tanah Air dari Malaysia lewat jalur laut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan total jumlah WNI yang kembali ke Tanah Air dari Malaysia sejak 18 Maret-10 Mei tercatat mencapai 72.966 orang. Mereka kembali baik melalui jalur laut yang sebanyak 65 persen, jalur darat 20 persen, dan jalur udara 15 persen.
“WNI yang kembali dari Malaysia itungannya dari 18 Maret - 10 Mei, kenapa kita pakai tenggat 18 Maret, karena disitulah Movement Control Order (MCO) diberlakukan, maka telah kembali 72.966 WNI ke Indonesia,” kata Retno saat konferensi pers usai rapat terbatas bersama Presiden, Senin (11/5).
Retno menjelaskan, para pekerja migran Indonesia tersebut kembali ke Tanah Air melalui beberapa pintu masuk yang telah disiapkan baik melalui udara, darat, dan laut. Melalui udara, pemerintah telah menyiapkan bandara internasional Soekarno Hatta dan bandara Ngurah Rai.
Sedangkan melalui jalur darat, telat disiapkan pintu masuk melalui Entikong, Badau, dan juga Aruk.
“Sementara pelabuhan, kita gunakan pelabuhan Benoa dan pelabuhan Tanjung Priok. Untuk WNI yang pulang melalui laut dari Malaysia, maka melalui pelabuhan Batam dan Tanjung Balai Karimun,” kata dia.
Kepada Presiden, Retno juga menyampaikan kebijakan Pemerintah Malaysia yang kembali memperpanjang status MCO (movement control order) menjadi CMCO (conditional movement control order) hingga 9 Juni nanti. Kebijakan perpanjangan status tersebut merupakan yang keempat kalinya oleh Pemerintah Malaysia dan merupakan pemberlakuan yang terpanjang yakni hingga sebulan.
Dengan status CMCO ini, kata Retno, sejumlah kegiatan di beberapa sektor pun mulai beroperasi kembali seperti di sektor industri, sektor pertanian, perdagangan, jasa, dan juga konstruksi. Untuk membantu WNI yang berada di Malaysia, pemerintah melalui KBRI dan juga organisasi masyarakat Indonesia telah membagikan sembako sebanyak 334.369 paket bantuan kepada para WNI yang terdampak kebijakan MCO. Retno menegaskan, pemerintah juga terus melakukan komunikasi dengan para WNI untuk memantau kondisi mereka.
“Hotline kita sudah sejak awal sudah berfungsi. Sehingga jika ada WNI yang memerlukan bantuan dari perwakilan kita di LN maka tentunya merupakan kewajiban perwakilan membantu mereka,” ujarnya.
Selain memberikan bantuan sembako, pemerintah juga membantu memberikan alat kesehatan seperti hand sanitizer, masker, dll kepada para WNI dan mahasiswa. Retno mengatakan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada WNI di luar negeri pun berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
Sedangkan di Timur Tengah, pemerintah telah mendistribusikan 19.083 paket bantuan kepada WNI dan di Eropa telah didistribusikan sebanyak 3.350 paket bantuan.
“Intinya apapun yang bisa kita lakukan, kita lakukan untuk membantu warga negara kita. Belum lagi yang sifatnya fasilitas untuk repatriasi mandiri, kepulangan WNI,” ujar dia.