Pasien Covid-19 Alami Gangguan Kulit, Bagian dari Gejala?

Sejumlah pasien Covid-19 di beberapa negara dilaporkan mengalami gangguan pada kulit.

Newsflash / Consejo Jenderal De Colegios Ofic
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau bengkak akibat kedinginan tampak pada pasien Covid-19.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan, makin banyak laporan kasus yang menunjukkan adanya gangguan pada kulit yang dialami pasien Covid-19 di berbagai negara. Dilansir laman Live Science, ruam dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari bintik-bintik merah kecil hingga lesi datar.

Kalangan ilmuwan menilai, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ruam ini memang disebabkan oleh virus corona tipe baru atau terkait dengan faktor lain. Profesor dermatologi di University of California, San Fransisco, dr Kanade Shinkai mengatakan, tidak jelas apakah lesi kulit yang terpantau pada pasien Covid-19 sebenarnya adalah manifestasi langsung dari infeksi virus di kulit atau itu adalah pola reaksi karena sistem kekebalan tubuh yang umumnya meningkat.

Baca Juga



Shinkai menduga, mungkin juga beberapa ruam muncul karena komplikasi dari penyakit, reaksi terhadap obat-obatan, atau bahkan karena virus lain pada pasien dengan koinfeksi.

Gejala terbaru Covid-19 menurut CDC AS. - (Republika)

Sementara itu, dr Abraham Arimuko SpKK mengatakan, banyak laporan kelainan-kelainan pada kulit pasien Covid-19. Ada yang berupa ruam, petechiae alias bintik-bintik kecil merah atau ungu pada kulit, benjolan berisi cairan seperti cacar air, purpura (bintik merah keunguan atau memar kecil), kaligata, dan lainnya.

"Tetapi kalau diperhatikan, kelainan-kelainan itu tidak khas, bisa terjadi pada penyakit yang disebabkan oleh virus lain, tidak ada tanda-tanda patok nomonik di bidang kulit yang menunjukkan Covid 19, misalnya kulit merah, belum tentu karena virus corona,” jelasnya dalam acara diskusi online yang diprakarsai Noroid, Selasa (12/5).

Untuk mengatasi gejala tersebut, menurut Abraham, tergantung pada klinisnya. Kalau ada kaligata, pasien dapat diberikan obat antikaligata. Ruam merah cukup diterapi konservatif saja, misalnya dengan pelembab karena setelah infeksi hilang, otomatis kemerahannya akan hilang.

Masalah kulit ini tidak spesifik menyerang pasien tertentu. Namun, pada orang tua yang minim antipembekuan darah, mudah muncul terjadi purpura.

Mereka yang lansia juga lebih mudah mengalami kulit kering sehingga timbul iritasi. Selain itu, mereka mudah merasa gatal sehingga ingin digaruk dan akhirnya lecet.

Sementara itu, gejala kulit pada anak yang mengalami Covid-19 di Amerika Serikat, menurut dr Tina Wardhani Wisesa SpKK(K) belum ditemukan kasusnya di Indonesia. Ia menjelaskan, semua kelainan kulit yang timbul tidak spesifik.

"Daya tahan tubuh turun pun bisa menunjukkan kelainan pada kulit, tapi kasusnya berbeda,” jelasnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler