BTN Cetak Laba Bersih Rp 457 Miliar
KPR subsidi menjadi penopang terbesar pertumbuhan kredit BTN.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 457 miliar pada kuartal satu 2020. Pencapaian ini didorong penyaluran kredit dan pembiayaan senilai Rp 253,25 triliun pada akhir kuartal satu 2020 atau tumbuh 4,59 persen dari Rp 242,13 triliun periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan penopang terbesar pertumbuhan kredit perseroan berasal dari segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi sebesar Rp 112,78 triliun atau tumbuh 10,57 persen dari kuartal satu 2019 sebesar Rp 101,9 triliun.
"Dampak dari penyebaran Covid-19 telah terlihat berbagai sektor pada kuartal satu 2020. Namun berbagai strategi yang telah dijalankan perseroan sejak tahun lalu menjadi bantalan cukup tebal untuk mempertahankan kinerja positif," ujarnya saat video conference di Jakarta, Jumat (15/5).
Pahala menjelaskan segmen KPR nonsubsidi menempati porsi sebanyak 31,58 persen terekam penyaluran kredit sebesar Rp 79,99 triliun pada kuartal satu 2020. Secara total, kredit sektor perumahan mencatatkan kenaikan sebesar 4,14 persen secara year on year (yoy) dari Rp 219,73 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 228,82 triliun pada bulan sama tahun ini.
Segmen kredit nonperumahan juga mengalami kenaikan sebesar 9,05 persen yoy dari posisi sebesar Rp 22,41 triliun pada 31 Maret 2019 menjadi Rp 24,43 triliun pada periode sama tahun ini. Kenaikan terbesar segmen ini ditopang melesatnya penyaluran kredit korporasi sebesar 87,75 persen yoy menjadi Rp 6,54 triliun pada 31 Maret 2020.
BTN juga telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 221,72 triliun per kuartal satu 2020 atau naik 2,73 persen yoy, sehingga Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan masih kuat pada level 140,51 persen per 31 Maret 2020.
Kemudian aset perseroan per kuartal satu 2020 senilai Rp 308,19 triliun atau naik 2,27 persen yoy dari Rp 301,35 triliun pada kuartal satu 2019. Kinerja Bank BTN dapat terjaga ditopang bisnis yang masih tumbuh, langkah efisiensi, dan upaya mempertebal likuiditas serta pencadangan yang telah dilakukan perseroan sejak tahun lalu.
"Kami mampu mencatatkan pendapatan bunga senilai Rp 6,17 triliun. Kinerja tersebut, laba operasional perseroan sebelum provisi tercatat sebesar Rp 870 miliar," jelasnya.
Per kuartal satu 2020, coverage ratio perseroan melonjak ke level 105,66 persen dari 45,07 persen pada periode yang sama tahun lalu. Kemudian perseroan juga mencatatkan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 18,73 persen pada kuartal satu 2020 atau naik 111 basis poin (bps) dari 17,62 persen pada kuartal satu 2019.
"Peningkatan permodalan tersebut didukung penerbitan subdebt pada awal 2020 yang mencatatkan kelebihan permintaan hingga lebih dari 10 kali," ucapnya.
Perseroan juga mencatatkan penurunan Cost of Fund (CoF) sebesar 61 bps dibanding tahun lalu. Perbaikan CoF tersebut disebabkan adanya peningkatan tabungan reguler Batara sebesar 6,8 persen yoy menjadi Rp 18,23 triliun.
"Secara gradual, dari Januari hingga Maret 2020, cost of fund BTN juga menunjukkan tren perbaikan,” ucapnya.