China Gelar Tes Asam Nukleat untuk Seluruh Warga Wuhan
Tes dilakukan untuk melindungi warga dari serangan Covid-19 gelombang berikutnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas kesehatan China menggelar tes asam nukleat untuk seluruh warga Wuhan agar terlindung dari serangan Covid-19 gelombang berikutnya. Hal ini juga demi menjaga kelangsungan tatanan sosial dan ekonomi setelah Ibu Kota Provinsi Hubei itu dibuka kembali dari isolasi yang berlangsung selama 76 hari.
Wakil Kepala Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), Zeng Yixin, kepada pers, mengatakan bahwa tes massal tersebut sangat cocok untuk memantau dan mengendalikan epidemi lanjutan. Dengan demikian bisa ditemukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Menurut dia, melakukan tes terhadap seluruh warga Wuhan bukanlah pekerjaan mudah. Terlebih, dalam hal memobilisasi dan mengorganisasi massa.
"Kami perlu memastikan bahwa orang yang dites lebih dulu tidak akan kontak dengan orang yang akan dites di kemudian hari dan tingkat akurasinya tidak bisa ditentukan oleh besarnya jumlah warga yang dites," ujarnya.
Zeng menyarankan pemerintah daerah lain bisa menyesuaikan upaya pencegahan dan pengendalian wabah sesuai dengan situasi dan kemampuan. Pemerintah Kota Wuhan telah mendorong tes kepada semua masyarakat untuk mempercepat identifikasi kasus tanpa gejala.
Hal ini dilakukan setelah munculnya beberapa kasus baru yang menimbulkan kekhawatiran mengenai kemungkinan wabah tersebut kembali melanda. Di kota itu terdapat puluhan kasus tanpa gejala setiap hari. Meskipun mereka yang termasuk kategori orang tanpa gejala telah dikarantina, masyarakat masih didera kecemasan.
Pemkot Wuhan sudah menggelar tes asam nukleat terhadap lebih dari tiga juta warga dan akan terus menggelar tes itu kepada semua masyarakat yang sebelumnya tidak pernah dites. Warga yang tinggal di kawasan kota tua, permukiman padat penduduk, dan permukiman yang sebelumnya terdapat banyak kasus positif akan dites lebih dulu, demikian nota dinas yang beredar di sejumlah media setempat.
Wuhan merupakan kota pertama kali ditemukan kasus COVID-19 pada Desember 2019 sekaligus kota terparah terkena serangan wabah mematikan itu. Saat diisolasi pada 23 Januari-8 April, kota ekonomi kedelapan di China itu lumpuh total.