Penyerangan Pos Polisi, Kapolda Papua akan Libatkan Tokoh
Polisi selidiki motif penyerangan dan perampasan tiga senjata api di Pospol 99, Paina
REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan akan melibatkan para pemangku kepentingan untuk mendekati para pelaku penyerangan Pos Polisi (Pospol) 99 Ndeotadi, Distrik Bogobaida, Kabupaten Paniai, Papua pada Jumat (15/05) malam. "Sekarang para tokoh-tokoh (adat, pemuda dan agama) melakukan pendekatan untuk mengembalikan tiga pucuk senjata yang diambil dari Pospol 99 pengamanan tambang," katanya di Jayapura, Papua, Ahad (17/5).
Ia mengatakan kasus itu sedang diselidiki apa motif di balik penyerangan dan perampasan tiga pucuk senjata api di Pospol 99. "Kami sedang selidki apakah ada kesengajaan atau niat ataukah hal yang mendadak yang mereka lakukan, kami sedang teliti. Saya dan Pangdam XVII/Cenderawasih seharusnya hari ini rencana ke TKP, tapi kami batalkan karena alasan cuaca," katanya didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombespol AM Kamal.
Jenderal polisi bintang dua itu mengaku telah mengatur rencana pada Senin (18/05) pagi akan ke Pospol 99 di Paniai guna mengecek seperti apa kejadian tersebut. "Karena informasinya kan, ada empat anggota yang melakukan pengamanan di situ. Tiga orang ikuti rapat dan tinggal seorang yang di pos. Apakah seorang ini yang menjadi korban ini, dia ada masalah dengan warga sekitar, kita akan lihat perkembangannya seperti apa," katanya.
Terkait kasus ini, mantan Kapolda Papua Barat dan Sumut itu mengatakan jajaran Polres Nabire dan Paniai telah merespon cepat untuk menangani kasus tersebut. "Tim dari Polres Nabire dan juga Paniai sudah melakukan upaya cepat, sinergi dengan para pihak yang ada di wilayah Meepago. Kita mengimbau kepada tokoh-tokoh masyarakat, adat dan agama serta pemuda untuk membantu dan sampaikan kepada mereka agar kembalikan senjata yang diambil," katanya.
"Jika tidak (dikembalikan), maka itu adalah upaya kami untuk mengambil tindakan tegas kepada para kelompok yang ambil," sambungnya.
Sementara, polisi yang menjadi korban penyerangan atau aniaya dari kelompok yang belum diketahui itu telah mendapatkan perawatan medis. "Untuk korban, anggota kita sudah dievakuasi ke Nabire sejak kemarin dan sudah mendapatkan perawatan intensif. Laporan Kapolres Nabire, keadaanya sudah cukup stabil dan butuh tambahan darah sebanyak empat liter dan sudah dipenuhi, semoga cepat pulih," katanya.