Blood Markers Bantu Kenali Potensi Penyakit Kawasaki Parah
Kasus peradangan mirip penyakit Kawasaki ditemukan pada anak positif Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON — Sebuah tim peneliti di Inggris menemukan kelompok senyawa darah yang mungkin memengaruhi beberapa anak yang mengidap penyakit radang mirip dengan kasus Kawasaki yang parah. Dokter berpikir bahwa kondisi peradangan yang langka terkait dengan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) yang tengah menjadi pandemi saat ini.
Kawasaki merupakan sebuah penyakit langka yang umumnya menyerang anak-anak dan menyebabkan pembengkakan arteri berukuran sedang di seluruh tubuh. Gejalanya meliputi demam tinggi, dan kondisi bibir serta lidah yang bengkak, hingga ruam kulit.
Menurut Michael Bell. kepala perawatan di Children’s National, beberapa pasien anak mengalami gejala tambahan seperti syok serta dapat mengembangkan kelainan jantung (aneurisma koroner), hingga gagal jantung. Para peneliti di Imperial College London menganalisis darah dari beberapa anak yang mengalami gejala parah Kawasaki dan menemukan lima senyawa dalam tingkat tinggi.
Dua senyawa di antaranya adalah ferritin dan protein C-reaktif atau CRP, yakni penanda darah umum untuk peradangan. Sementara yang lain terkait dengan kerusakan jantung dan pembekuan darah, yaitu troponin, BNP, dan apa yang disebut "D-dimer".
“Kami tahu bahwa tanda-tanda ini hadir pada pasien yang sangat sakit dan tingkat yang lebih rendah pada beberapa dengan gejala Kawasaki normal,” ujar Michael Levin, seorang profesor di bidang pediatri dan kesehatan anak internasional di Imperial, dilansir Fox News, Rabu (20/5).
Para peneliti percaya bahwa blood markers atau penanda darah dapat membantu dokter melihat anak-anak yang lebih berisiko mengalami gagal jantung saat terkena penyakit seperti Kawasaki. Ini dapat membuat tenaga medis bisa bertindak lebih cepat, seperti memindahkan pasien ke unit perawatan intensif jika telah sangat diperlukan.
Meski penelitian lebih lanjut diperlukan, jika penanda darah dapat diandalkan, maka tes darah sederhana dapat membantu dokter mengidentifikasi anak-anak yang berisiko terkena penyakit itu. Chris Whitty, kepala petugas medis Inggris, memberikan izin kepada para peneliti untuk menyelidiki lebih lanjut hal ini dengan melibatkan anak-anak yang mengalami gangguan peradangan.
Dokter di Eropa dilaporkan akan mengumpulkan sampel darah untuk penelitian guna mempelajari penanda mana yang dapat mengungkapkan tingkat keparahan penyakit. Levin mengatakan, diperlukan pemahaman dan pembelajaran dengan cepat terhadap hal itu untuk menyelamatkan lebih banyak anak-anak yang mengalaminya.