LIPI: Vaksin Covid-19 Belum akan Ditemukan dalam Waktu Dekat
LIPI meminta masyarakat siap untuk hidup dalam kondisi new normal bersama Covid-19.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan, vaksin Covid-19 belum akan dapat ditemukan dalam waktu dekat atau cepat. Sehingga, masyarakat harus siap dengan hidup dalam kondisi normal baru berdampingan dengan Covid-19.
"Kita tidak bisa memprediksi kapan vaksin itu akan ada, bisa jadi tidak pernah ada, tapi tidak akan cepat, tidak mungkin cepat, jadi kita harus mempersiapkan kondisi normal yang baru, new normal, bahwa kita harus hidup bersama Covid-19," kata Handoko, Rabu (20/5).
Memang para peneliti di seluruh dunia sedang berupaya menemukan vaksin Covid-19, namun saat ini belum ada hasil yang memuaskan. Hingga saat ini, belum ada satu pun negara yang mengklaim telah menemukan vaksin Covid-19. Pemerintah Indonesia pun masih terus berupaya untuk mengembangkan vaksin Covid-19.
"Pengalaman menunjukkan vaksin itu bisa (ditemukan) belasan tahun, dan belasan tahun juga bisa tidak terjadi apa-apa, tidak muncul juga," ujarnya.
Sebagai contoh nyata, sampai sekarang ini belum ada vaksin untuk HIV. Bahkan, vaksin untuk malaria sudah berpuluh-puluh tahun juga belum ditemukan, tapi masyarakat bisa hidup sejak lama bersama penyakit itu.
Untuk itu, Handoko menuturkan semua harus mempersiapkan kondisi di mana tanpa vaksin, agar kegiatan ekonomi bisa berjalan kembali dalam kehidupan normal baru (new normal). Karena, menurutnya, tidak ada yang tahu kapan vaksin dan obat Covid-19 akan bisa ditemukan.
Pada hari ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan lembaga Eijkman telah mendapatkan genome lengkap virus corona untuk mengembangkan vaksin. Jokowi pun terus mendorong agar Indonesia mampu menghasilkan vaksin virus corona sendiri.
“Saya gembira lembaga Eijkman sudah mendapatkan data mengenai tujuh urutan genome, genome lengkap virus yang sangat berguna untuk pengembangan vaksin,” kata Jokowi saat meresmikan peluncuran produk riset, teknologi dan inovasi untuk percepatan penanganan Covid-19 melalui video conference, Istana Merdeka, Rabu (20/5).
Jokowi pun mengapresiasi kerja keras para peneliti untuk menemukan berbagai obat dan terapi yang efektif bagi pengobatan Covid-19. Ia berpesan agar karya dan inovasi tak hanya sebatas penelitian di laboratorium, namun juga dapat diproduksi secara massal untuk kebutuhan dalam negeri.
“Karya-karya itu jangan berhenti di laboratorium, jangan juga hanya sebatas prototipe saja, tapi harus terus berlanjut, harus bisa diproduksi secara massal untuk memenuhi kebutuhan domestik kita dan juga bisa kita ekspor ke mancanegara,” ujar dia.