Pangeran William Ungkap Perjuangan Jadi Orang Tua
Ketiadaan Putri Diana membuat William terkadang merasa tak punya bala bantuan.
REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Duka akibat kehilangan ibunda pada 1997 membuat Pangeran William sempat mengalami kesulitan saat akhirnya menjadi orang tua. Anggota keluarga Kerajaan Inggris itu mengungkapkan kisahnya dalam tayangan dokumenter terbaru yang tayang di BBC One.
Tayangan tersebut berjudul "Football, Prince William, and Our Mental Health". Kontennya menampilkan percakapan jujur William bersama mantan pemain sepak bola Marvin Sordell tentang kesulitan membesarkan anak akibat kehilangan orang tua.
Ibunda William, Putri Diana, meninggal dunia saat sang pangeran berusia 15 tahun. Sementara Sordell tumbuh besar tanpa ayah. William yang bergelar Duke of Cambridge mengakui menjadi seorang ayah adalah momen yang benar-benar mengubah hidupnya.
"Ketika kau melalui hal traumatis dalam hidup, sosok ayah yang tidak hadir, ibu yang meninggal ketika masih muda saat kau masih kecil, emosimu kerap naik-turun karena itu fase kehidupan yang sangat berbeda dan tak ada yang membantumu (dalam pengasuhan anak)," ujar pria 37 tahun itu.
William dan istrinya, Catherine atau yang biasa disapa Kate Middleton, memiliki tiga anak dari pernikahan mereka. Keduanya saling mendukung dalam membesarkan Pangeran George, Putri Charlotte, dan Pangeran Louis.
Dia berpikir semuanya bisa ditangani secara dewasa, tapi terkadang kesedihan dan serangan emosional tidak terelakkan. Ada beberapa momen yang membuat William merasa menjadi orang tua juga pengalaman paling menakutkan.
Pewaris takhta Kerajaan Inggris itu ingin membantu menangani kesehatan mental para pria yang sudah menjadi ayah. Dia menggagas kampanye "Heads Up", berkolaborasi dengan Football Association and Heads Together untuk menghilangkan stigma atas pria.
Awal pekan ini, Pangeran William berbicara tentang pentingnya para pria mencari bantuan mengatasi gangguan kesehatan mental. Dia berbicara di hadapan paramedis, petugas kepolisian, pemadam kebakaran, dan para relawan via konferensi video.
Selain menghilangkan stigma dan tidak ragu meminta bantuan, William menyoroti pentingnya dukungan orang terdekat. "Saya dan Catherine, kami saling mendukung, melewati semua hal. Kami berevolusi dan belajar bersama," kata dia, dikutip dari laman Today.