Dokter Tirta: Normal Baru, tak Berarti Salaman dengan Corona

Normal baru bermakna mengendalikan infeksi selama vaksin belum ditemukan.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Aktivitas Mall. Aktivitas pengunjung di Summarecon Mall Bekasi, Selasa (26/5)
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Normal baru di tengah pandemi adalah adaptasi untuk memutus rantai infeksi Covid-19, bukan menerima keadaan tanpa berbuat apapun. Demikian disampaikan relawan medis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr. Tirta Mandira Hudhi.

"Yang paling penting adalah maksudnya menerima di sini bukan berarti kita salaman dengan Covid-19," kata Dokter Tirta dalam konferensi pers Gugus Tugas di Graha BNPB, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, menerima normal yang baru adalah berusaha mengontrol infeksinya karena penyakit itu akan selalu ada selama belum ditemukan vaksin atau obat untuk mengentaskannya. Memutus rantai infeksi masih menjadi satu-satunya cara dan hal itu tetap dilakukan ketika aktivitas masyarakat mulai dilaksanakan.

Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan cara adaptasi baru. Dia mencontohkan bagaimana sebuah restoran beradaptasi di era normal baru dengan membuat sekat untuk menjaga jarak.

Covid-19, kata dr. Tirta, juga membuat masyarakat kini mulai benar-benar memberlakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang sudah dicanangkan pemerintah selama belasan tahun. "PHBS ini harus kita laksanakan lebih lanjut, protokol kesehatan kita jalankan sesuai dengan kebijakan pemerintah," kata dia.

Protokol kesehatan yang tetap harus dijalankan adalah menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak satu sama lain di tempat umum. Jika memang banyak tempat umum seperti pasar dan pusat perbelanjaan akan dibuka, kata dia, maka relawan akan membantu pemerintah dengan memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dengan salah satunya menjaga kebersihan diri.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler