Kylian Mbappe Ikut Suarakan Solidaritas untuk George Floyd

Floyd kehilangan nyawa setelah lehernya ditekan menggunakan lutut oleh polisi AS.

AP/Kamil Zihnioglu
Kylian Mbappe
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kasus kematian warga Afro-Amerika, George Floyd, yang dibunuh oleh salah satu petugas kepolisian di Minneapolis, Minnesota, berbuntut panjang. Dalam satu pekan terakhir, berbagai aksi protes terjadi di sejumlah titik di Mineapolis memprotes ketidakadilan perlakuan aparat kepolisian terhadap warga kulit hitam Amerika.

Baca Juga


Penyerang Paris Saint Germain (PSG), Kylian Mbappe, ikut menyuarakan solidaritas terhadap Floyd via akun Twitter resmi miliknya. "#JusticeForGeorge," tulis Mbappe di akunnya pada Sabtu (30/5) malam waktu setempat. Mbappe melengkapi unggahannya itu dengan emoji bergambar orang berteriak dan kepalan tangan.

Hingga Ahad (31/5) WIB, unggahan penyerang yang mengantarkan Prancis merebut titel Piala Dunia 2018 itu disukai lebih dari 300 ribu akun Twitter. Tidak hanya Mbappe, aksi solidaritas terhadap Floyd juga dilakukan oleh gelandang asal Amerika Serikat, Weston McKennie, tepatnya kala Schalke 04 menghadapi Werder Bremen, Sabtu (30/5).

Pada laga tersebut, gelandang Schalke 04 itu mengenakan ban hitam di lengan kiri bertuliskan 'Justice for George'. Setelah laga, McKennie pun menjelaskan aksinya tersebut via akun twitter miliknya. Menurut gelandang timnas Amerika Serikat tersebut, aksi tersebut dia lakukan untuk mendapatkan perhatian publik terhadap isu yang selama ini terus terjadi di Amerika Serikat, yaitu soal isu rasialisme.

"Bisa memanfaatkan platform yang saya miliki untuk menyuarakan masalah yang telah ada begitu lama, benar-benar menyenangkan. Kita harus membela apa yang kita yakini, dan saya percaya, inilah saatnya kita bisa lebih didengar. #JusticeForGeorgeFloyd #SayNoToRacism," tulis gelandang berusia 21 tahun tersebut.

Pada awal pekan ini, Floyd kehilangan nyawa setelah lehernya ditekan menggunakan lutut salah satu petugas dari kepolisian Minneapolis. Kendati Floyd telah mengeluh tidak bisa bernafas dan meminta petugas kepolisian tersebut menghentikan aksinya, tapi petugas tersebut malah bergeming dan hampir selama delapan menit menekan leher Floyd.  

Floyd akhirnya meninggal dunia akibat kehabisan nafas. Kematian Floyd ini pun memicu aksi unjuk rasa dan protes di sebagian besar titik di Kota Minneapolis. Aksi protes ini diikuti oleh tindakan represif dari aparat. Imbasnya, aksi protes yang berlangsung damai berubah menjadi kerusuhan dan diikuti penjarahan di sejumlah tempat.

Tidak berhenti sampai disitu, kematian Floyd ini pun memicu keembali isu yang lebih besar, yaitu protes terhadap tindakan sewenang-wenang petugas kepolisan terhadap warga Afro-Amerika. Hingga akhir pekan ini, aksi protes tersebut telah menyebar di 30 kota di seluruh Amerika Serikat.

Suara dukungan dan solidaritas terhadap Floyd juga menyebar di dunia maya lewat #JusticeForGeorge. Berbagai publik figur dan tokoh terkemuka dari berbagai bidang pun ikut menyuarakan dukungan dan solidaritas terhadap Floyd, tidak terkecuali dari dunia si kulit bundar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler