Duka Beyonce Hingga Barack Obama Atas Kematian George Floyd

Keluarga George Floyd meminta Derek Chauvin dituntut atas pembunuhan tingkat satu.

AP
Beyonce
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Para selebritas hingga figur publik menyuarakan keadilan atas kematian George Floyd. Pria berkulit hitam tersebut kehilangan nyawa setelah lehernya ditindih oleh kaki seorang petugas kepolisian hingga tak bisa bernapas.

Para bintang papan atas dunia seperti Beyonce dan Kim Kardashian hingga Barack Obama turut bersuara melalui media sosial masing-masing. Mereka menyampaikan pendapat dengan menggunakan tagar #JusticeForGeorgeFloyd.

Melalui Twitter, Obama mengatakan semua orang di dunia saat ini sedang mengalami kesulitan akibat pandemi dan krisis ekonimi. Semua orang di dunia menginginkan kehiduan bisa segera kembali normal.

Ironisnya, jutaan orang Amerika hidup "normal" dengan diperlakukan secara berbeda berdasarkan ras mereka. Perbedaan ini bisa dilihat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pelayanan sistem kesehatan, sistem peradilan pidana, bahkan ketika sedang melakukan kegiatan sederhana seperti berlari kecil di jalanan.

"Ini tak seharusnya menjadi 'normal' di 2020 Amerika. Ini tak boleh menjadi 'normal'. Bila kita ingin anak-anak kita tumbuh di negara yang menjunjung idealisme tertinggi, kita bisa dan kita harus menjadi lebih baik," tulis Obama, seperti dilansir US Magazine, akhir pekan lalu.

Hal yang sama juga disuarakan oleh diva Beyonce. Beyonce menuntut adanya keadilan atas kematian Floyd, karena semua orang pun menyaksikan bagaimana Floyd harus kehilangan nyawanya di siang hari.

"Kita tak bisa menormalisasi sakit ini," ujar Beyonce melalui akun Instagram pribadinya.

Beyonce tak hanya bersuara untuk orang-orang berkulit hitam, tapi untuk semua orang. Beyonce meyakini banyak warga AS merasa tak berdaya atas praktik rasisme di AS saat ini. Beyonce berharap agar tak ada lagi kematian tak masuk akal yang harus terjadi akibat rasisme.

"Ya, seseorang telah didakwa, tapi keadilanmasih jauh untuk dicapai," tulis Beyonce.Model dan sosialita Kim Kardashian mengungkapkan kemarahannya atas peristiwa ini.

Kim mengatakan mungkin dia tak bisa benar-benar merasakan penderitaan seperti yang dirasakan keluarga korban. Tetapi, Kim berjanji akan menggunakan suaranya untuk membantu orang-orang yang suaranya tak terdengar selama ini.



"Saya tahu, saya bisa menggunakan suara saya untuk memabantu menggaungkan suara-suara yang selama ini sudah terlalu lama teredam," tulis Kim.

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam sebuah video, petugas kepolisian bernama Derek Chauvin menindih leher Floyd selama delapan menit 46 detik. Dalam kondisi tengkurap dengan kedua tangan diborgol, Floyd tak kuasa melawan Chauvin dan tiga polisi lainnya. Floyd hanya bisa mengatakan dia tak bisa bernapas berulang kali sebelum ajal menjemput.

"Tolong, lutut di leherku, aku tidak bisa bernapas," ujar Floyd dalam sebuah video yang diambil oleh warga.

Warga yang berada di sekitar tempat kejadian tak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa mendokumentasikan kejadian sambil meminta para polisi untuk membiarkan Floyd bernapas.

Tak lama setelah itu, Floyd tak lagi berkata bahwa dia tak bisa bernapas. Tubuhnya terlihat diam dan tidak responsif. Melihat hal ini, beberapa warga berulang kali meminta keempat polisi yang menahan Floyd untuk mengecek denyut jantungnya.

"Apakah mereka baru saja membunuhnya?" ujar salah satu warga.

Warga lain menilai tindakan polisi atas penangkapan Floyd terlalu berlebihan. Alasannya, Floyd yang dituduh menggunakan uang palsu di restoran sebesar 20 dolar AS sama sekali tidak melakukan perlawanan ketika ditangkap.

"Dia tidak melawan penangkapan atau apa pun," ujar warga lain.

Pada 26 Mei 2020, FBI mulai melakukan investigasi dan menahan Chauvin dengan tuntutan atas pembunuhan tingkat tiga dan pembunuhan tanpa kebencian tingkat dua. Tuntutan ini didasarkan pada hasil autopsi awal yang menyatakan Floyd memiliki masalah kesehatan dan penyebab kematiannya tampak bukan disebabkan oleh pencekikan atau sesak napas.

Hasil autopsi awal ini kembali memicu kemarahan warga. Keluarga Floyd juga meminta dilakukannya pemeriksaan independen. Keluarga Floyd yakin bahwa Chauvin melakukan tindak pembunuhan tingkat satu karena Chauvin tampak dengan sengaja membiarkan Floyd tak bisa bernapas hingga kehilangan nyawa.

"Kami ingin tuntutan pembunuhan tingkat satu, kami ingin petugas lainnya juga ditahan," kata keluarga Floyd melalui pengacara mereka, Ben Crump, kepada The New York Times.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler