Pekan Ini, Orbiter Matahari Berbelok Lewati Ekor Komet

Orbiter matahari ESA secara tak sengaja amempelajari interaksi komet dengan matahari.

space.com
Komet ATLAS saat melintas pada Desember 2018.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, INGGRIS-- Orbiter Matahari Badan Antariksa Eropa (ESA) sedang dalam misi mencapai matahari. Pesawat ruang angkasa itu akan menjadi yang pertama mempelajari kutub matahari.

Saat ini kendaraan tersebut terbang di sepanjang orbit di antara Venus dan Merkurius, serta dijadwalkan untuk melakukan pendekatan pertama ke matahari atau perihelion pada 15 Juni. Pesawat ruang angkasa akan berada di sekitar 48 juta mil dari permukaan mendidih matahari.

Seperti yang dilansir dari Popular Mechanics, Rabu (3/6), para peneliti merencanakan menjaga instrumen pesawat ruang angkasa dalam mode tidur sampai benar-benar dekat. Namun, seorang peneliti di UCL Mullard Space Science Laboratory di Inggris, Geraint Jones membuat penemuan kebetulan.

Ia memperhatikan pesawat ruang angkasa akan berbelok langsung ke jalur ekor komet di dekatnya. Orbiter matahari dirancang untuk mempelajari matahari, tetapi para peneliti menyadari jika mereka menyalakan pesawat tepat waktu, 10 instrumennya dapat mengumpulkan data berharga tentang komet. Komet tersebut disebut C/2019 Y4 (ATLAS).

Ketika C/2019 Y4 (ATLAS) meluncur lebih dekat ke matahari awal tahun ini, para astronom berharap akan terlihat dari Bumi. Sayangnya, komet itu terfragmentasi dan redup pada April. 

Untuk itu, para ilmuwan telah menyalakan pesawat ruang angkasa untuk mengumpulkan data tentang komet. C/2019 Y4 (ATLAS), seperti komet lainnya, memiliki dua ekor berbeda.

Satu adalah ion-ion yang diisi dengan partikel matahari. Yang lainnya adalah ekor debu. Pesawat ruang angkasa tersebut melewati ion C/2019 Y4 (ATLAS), serta akan mendekati ekornya pada 6 Juni.

Para astronom berharap magnetometer pesawat ruang angkasa itu mungkin dapat mengukur interaksi antara ekor bermuatan ion dan medan magnet antarplanet tata surya. Solar Wind Analyzer yang terpasang pada pesawat ruang angkasa mungkin dapat mengumpulkan partikel dari ekor komet.

Dengan setiap pertemuan dengan komet, kata Jones dalam siaran pers, pihaknya belajar lebih banyak tentang benda-benda yang menarik tersebut.

Jika orbiter matahari mendeteksi keberadaan komet ATLAS, maka ESA akan belajar lebih banyak tentang bagaimana komet berinteraksi dengan angin matahari dan dapat memeriksa apakah perilaku ekor debu komet selaras dengan model ESA.

“Semua misi yang menemukan komet menyediakan potongan teka-teki gambar,” ujar Jones.

Ini bukan pertama kalinya sebuah pesawat ruang angkasa berbelok melalui komet. Pada 2000, Jones menemukan pola aneh dalam data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa ESA/NASA Ullysses.

Secara total, Ullysses telah melewati total tiga jalur komet selama perjalanan mengelilingi matahari. Setiap pertemuan telah mengungkapkan wawasan baru tentang cara kerja komet.

Ini merupakan tahun yang sibuk bagi orbiter matahari, yang diluncurkan pada 10 Februari. Para ilmuwan menghentikan sebentar pekerjaan di pesawat ruangkasa, bersama dengan misi lainnya, termasuk Mars Express, ExoMars dan Cluster mission, ketika COVID-19 tersebar di seluruh Eropa. Sejak saat itu tim telah memperbarui pekerjaan dalam persiapan untuk terbang mendekati matahari bulan ini.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler